Bantu Atasan

by Jamil Azzaini

Guru kehidupan saya pernah berkata :
“Ada dua aturan bisnis yang harus kamu pegang. Peraturan pertama, buatlah atasanmu terlihat hebat di mata banyak orang. Peraturan kedua, berpegang teguhlah pada peraturan pertama.”

Sungguh dua hal yang sangat berbeda antara cari muka dan membantu atasan. Cari muka dilakukan oleh orang yang pandai bicara namun miskin karya. Sementara membantu atasan dilakukan oleh orang yang banyak karya dan didukung dengan kemampuan bicara yang sempurna. Jadi kemampuan bicara dan banyak karya itu sama pentingnya.

Lantas, seperti apa seseorang disebut membantu atasan? Apakah melakukan pekerjaan-pekerjaan atasan? Tentu jawabnya TIDAK. Membantu atasan cukup dengan memenuhi apa yang diharapkan atasan terhadap Anda. Mau tahu apa yang diharapkan atasan terhadap Anda? Berikut adalah survey yang saya lakukan terhadap para pimpinan di perusahaan-perusahaan dimana saya memberikan training.

Pertama, tuntaskan pekerjaan Anda. Selain mengerjakan pekerjaan rutin sesuai dengan job description, pastikan Anda mampu meraih target yang ditetapkan perusahaan. Tidak ada satu pun pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Anda terbengkalai dengan alasan apapun. Jangan sampai Anda terlihat sibuk setiap hari namun pekerjaan Anda tidak tuntas. Bos tidak menyukai orang yang sibuk, mereka lebih suka dengan orang yang menuntaskan pekerjaan.

Kedua, miliki komitmen dan loyalitas. Apa-apa yang sudah disepakati dengan atasan Anda kerjakan. Jangan menjadi orang yang hanya pandai bicara saat rapat namun lupa mengerjakan apa yang sudah menjadi komitmennya untuk dituntaskan.

Selain itu, pastikan Anda memiliki loyalitas kepada pimpinan Anda. Jangan pernah Anda merendahkan dan menghina atasan saat Anda tidak bersama. Apabila ada yang tidak sependapat dengan atasan sebaiknya Anda bicara empat mata. Bukan menggosip di belakang. Jadilah orang yang bertanggungjawab bukan tukang gosip di perusahaan.

Loyalitas juga ditunjukkan dengan kesediaan Anda mengorbankan waktu, tenaga dan energi di luar jam kerja. Jangan menjadi karyawan yang transaksional. Ketahuilah, atasan Anda akan memikirkan menaikkan pendapatan Anda justru saat Anda tidak transaksional.

Ketiga, berikan solusi. Dinamika kantor memungkinkan kita punya pilihan: Menjadi bagian dari solusi atau bagian dari masalah. Saat Anda menghadap pimpinan jangan pernah melemparkan keluhan dan masalah. Apabila terpaksa Anda harus menyampaikan hal itu sertakan solusi atas masalah tersebut.

Jangan menjadi “kompor” yang memanas-manaskan situasi ketika ada masalah di kantor. Jadilah “pemadam kebakaran” yang bisa memadamkan api yang sedang membara. Jadilah bagian dari solusi sehingga Anda dikenal sebagai problem solver bukan trouble maker.

Catatan :

Jamil Azzaini adalah Chairman dan CEO PT. Kubik Group (www.kubiktraining.com), lembaga pelatihan nasional yang mendunia. Pemilik dan pembina beberapa perusahaan pembiayaan usaha kecil, pesantren kewirausahaan. Kek Jamil, begitu ia sering disapa, dikenal sebagai Inspirator SuksesMulia. Beliau berkesempatan membakar semangat insan Elnusa saat memberikan sesi motivasi pada peringatan hari ulang tahun Elnusa beberapa tahun lalu.

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × 1 =