Category Archives: Inspirasi

Mengasah Diri dan Tak Mudah Menyerah

“I trained 4 years to run 9 seconds. People don’t see results in 2 months and give up.”
__Usain Bolts, Pemegang Rekor Dunia 100m dan 200m. Peraih 8 medali emas Olimpiade
.
Usain Bolt memberi pesan bahwa berlatih selama 4 tahun untuk bisa lari 100m dengan catatan 9 detik. Saat itu rekor lari dunia masih di atas 10 detik. Sedangkan kebanyakan orang saat mencoba sesuatu masih 2 bulan saja dan tidak melihat hasilnya, sudah berhenti dan menyerah.
.
Mari kita cermati, bagaimana Usain Bolts memperoleh hasil gemilang itu.
.
Usain Bolts lahir dari keluarga pedagang toko kelontong di sebuah kota kecil berpenduduk 1.500 orang di Jamaika. Ia menderita skoliosis, (tulang belakang melengkung) yang membuat kaki kanannya 13 mm lebih pendek dari kaki kirinya. Kondisi ini menyebabkan langkahnya tidak rata, dengan kaki kirinya tertinggal lebih lama di tanah dibandingkan kaki kanannya, dan membentur tanah dengan kekuatan yang lebih kecil. Secara teori ada hambatan fisik untuk menjadi pelari hebat.
.
Kondisi itu tidak menyurutkan niat dan keinginannya menjadi pelari cepat/sprinter.
.
Ia memulai ikut lomba lari sejak usia 15 tahun. Saat usia 18 tahun ia ikut Olimpiade 2004 di Athena, ia gagal. Saat usia 19 tahun, ia ikut Kejuaraan Dunia Atletik tahun 2005. Ia boleh dibilang gagal lagi.
.
Pada tahun 2007, ia mendapat Medali Perak saat lomba 200m. Pada lari 100m ia berhasil mencatatkan waktu 10,03 detik.
.
Pada Mei 2008 ia berhasil mempercepat larinya menjadi 9,76 detik untuk 100m. Saat September 2008, ia menorehkan waktu 9,72 detik. Ia mengalahkan juara dunia 100m ketika itu, Tyson Gay.
.
Ia butuh waktu 4 tahun untuk membuat catatan waktu 9 detik.
.
Pada Olimpiade 2008 ia meraih medali emas 100m dengan catatan 9,69 detik. Satu tahun berikutnya di Berlin, ia menajamkan rekor lari 100m menjadi 9,58 detik dan menjadi juara dunia.
.
Rekor itu hingga saat ini masih belum terpecahkan.
.
So, dari sekelumit sejarah itu, ada benang merahnya, Usain Bolt berlatih selama 4 tahun untuk bisa lari 100m dengan catatan 9 detik. Saat itu rekor lari dunia masih di atas 10 detik. Sedangkan kebanyakan orang saat mencoba sesuatu masih dalam hitungan pekan atau bulan, tidak melihat hasilnya,  menghentikan usahanya dan menyerah.
.
Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang mudah menyerah.

Ternyata Kekayaan Tidak Berpasangan dengan Kemiskinan

Di dunia ini Allah SWT Tuhan Yang Maha Adil selalu menciptakan sesuatu berpasangan, kecuali kemiskinan.

.
Nha lho..
Kok begitu?
.
Dari agama yang saya yakini, di dalam Al Qur’an ditemukan hal-hal berpasangan.

Allah SWT berfirman dalam Surah An-Najm terkait beberapa hal yang berpasangan.

“dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.”
__QSAn-Najm : 43

“dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan.”
__QS. An-Najm : 44

“dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. ”
__QS. An-Najm : 45

“dan Dia-lah yang memberikan KEKAYAAN dan KECUKUPAN.”
__QS. An-Najm : 48

Ternyata dalam firman tersebut, Allah Tuhan Yang Maha Adil tidak memasangkan kekayaan dengan kemiskinan.

Sesungguhnya Allah HANYA memberikan kekayaan dan kecukupan kepada hamba-hamba-Nya BUKAN KEMISKINAN. Bisa jadi, seperti yang saya dan mungkin rekan-rekan sahabat semua sangkakan selama ini.

Ternyata yang menciptakan kemiskinan adalah diri kita sendiri. Kemiskinan itu selalu kita bentuk dalam pola pikir kita.

Itulah hakikatnya, mengapa orang-orang yang pandai bersyukur walaupun hidup cuma pas-pasan, tapi ia tetap bisa tersenyum BAHAGIA. Sebab ia MERASA CUKUP, bukan merasa miskin seperti kebanyakan orang lainnya.

Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang selalu merasa cukup dan selalu bersyukur dalam segala hal.
.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
__QS Ibrahim : 7
.
Semoga menggerakkan hati dan aksi kita semua. Semoga berkenan.
.
Ditulis di #serambimasjid #masjidassalaam #duri #bengkalis. Mengembil hikmah setelah sholat subuh berjamaah,

Perubahan Kecil, Berdampak Besar

Perubahan Kecil, Berdampak Besar
By Capt. Mike Abrashoff, Mantan Komandan Kapal Perang USS Benfold
.
I did something that had never been done before in the history of the navy.
.
I interviewed every sailor on the ship, INDIVIDUALLY. All of 310 of them, but in these interviews, I said to my sailors, I don’t care what your age is, I don’t care what your rank, I don’t care how long you have been here. You can come to work every day, and you can CHALLENGE every aspect of our operation and if you have an idea how to improve a process 1%, I want to hear from YOU.

I said to them, we can not change the rest of the navy, it is 320.000 people. but you know what we can do? we can make our own little piece of it. the BEST and the SAFEST that we possibly can and if we were 1% BETTER today than we were yesterday and 1% BETTER tomorrow than we are today NOBODY’S going to touch us. And what happened they started taking OWNERSHIP of the ship.

They started working together BETTER as a team and morale improved and they started collaborating BETTER.

And in 15 months, the same crew that was performing near the bottom was awarded the SPOKANE TROPHY which was an award started in1908 by President Theodore Roosevelt and given annually to the BEST ship in the Pacific Fleet. And in years three and four after that USS Benfold won the award for BEST ship in the ENTIRE US Navy.

And its because what we instilled was something that we weren’t VICTIMS but instead we were going to be intellectually curious and do whatever we can to put ourselves in a position to control our own DESTINY.
.
_____
Saya melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah Angkatan Laut.

Saya mewawancarai setiap pelaut di kapal, SECARA INDIVIDU Sebanyak 310 orang. Tetapi dalam wawancara ini, saya berkata kepada seorang pelaut, saya tidak peduli berapa usianya, saya tidak peduli pangkatnya, saya tidak peduli sudah berapa lama dia disini. Anda dapat datang bekerja setiap hari, dan anda dapat MENANTANG setiap aspek operasi kami dan jika anda memiliki ide bagaimana meningkatkan proses 1%, saya ingin mendengarnya dari ANDA.
.
Saya berkata kepada mereka, kita tidak bisa mengubah semua angkatan laut sebanyak 320.000 orang, tapi kamu tahu apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa membuat bagian kecil kita sendiri yang TERBAIK dan yang TERAMAN yang kita bisa, dan jika kita 1% bisa LEBIH BAIK hari ini dari pada kemarin, dan 1% LEBIH BAIK besok dari pada hari ini, pasti TIDAK ADA yang akan menyentuh kita. Dan apa yang terjadi, mereka mulai mengambil KENDALI atas kapal.
.
Mereka mulai bekerja sama LEBIH BAIK sebagai tim, dengan semangat yang meningkat dan mereka mulai bekerja sama LEBIH BAIK.
.
Dalam waktu 15 bulan, kru yang sama yang sedang melakukan kinerja di dekat dasar dianugerahi TROFI SPOKANE yang merupakan penghargaan yang dimulai pada tahun 1908 oleh presiden Theodore Roosevelt penghargaan itu diberikan setiap tahun kepada kapal TERBAIK di Armada Pasifik, dan dalam tiga – empat tahun setelah itu, USS Benfold memenangkan penghargaan untuk KAPAL TERBAIK di seluruh Angkatan Laut AS.

Hal itu bisa terjadi karena apa yang kami tanamkan adalah sesuatu pemahaman berfikir bahwa mereka bukanlah KORBAN tetapi sebaliknya kami menanamkan rasa keingintahuan secara intelektual dan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menempatkan diri kami dalam posisi untuk mengendalikan TUJUAN kami sendiri.
..
Alih bahasa oleh : Rina Wirastuti, BoD Support of PT. Elnusa Fabrikasi Konstruksi

Pantaskah Melakukan Pembiaran?

Renungan saya pagi ini, membuat saya reflektif atas kejadian-kejadian selama ini. Mohon izin, saya bagi kepada rekan-rekan leader. Semoga menjadi bahan renungan dan koreksi diri.
.
Memang ini diambil dari sumber hukum Agama Islam, Al Qur’an dan Hadits, keyakinan saya. Namun, jika rekan2 punya keyakinan lain, saya masih percaya 2 hikmah di atas terkait kepemimpinan sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Terlebih saat rekan-rekan mengemban amanah sebagai pemimpin, leader.

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”__HR. Bukhari

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.__QS Shad:26

“Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang- orang yang berbuat kerusakan di bumi? Ataukah pantaskah Kami menggangap orang – orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat?”_QS Shad:28

Kerusakan di bumi itu saya terjemahkan juga seperti :
1. Conflict of interest sehingga keputusannya membuat pekerjaan tidak produktif, karena adanya benturan kepentingan.

2. Ada perusahaan dalam perusahaan (ada warung di dalam toko yang dimiliki karyawan toko).

3. Merencanakan dan melaksanakan proyek serampangan sehingga perusahaan tidak mencetak laba sebagaimana P/L (Profit & Loss) yang direncanakan. Atau bahkan sudah paham proyek yang merugi tapi dijalankan karena karena ada kepentingan pribadi
atau kelompok.

4. Menerima gratifikasi atau fasilitas yang tidak sesuai haknya/aturan.

5. Korupsi
.
Ujungnya perusahaan merugi dan akhirnya tutup.
.
Dampak besarnya adalah banyak orang baik juga merasakan akibat buruknya.
.
So.. pantaskah kita membiarkannya..
.
Pantaskah kita memperlakukan orang yang berbuat baik sama dengan orang yang berbuat kerusakan tadi?
.
Saya yakin, kita semua menjawab, tentu tidak.

Izinkan saya mengajak rekan-rekan utamanya leader punya keteguhan atas sikap tersebut. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kita kekuatan dan kesanggupan melaksanakannya.

Emang Boleh Sepeka Itu?

Izinkan saya berbagi hikmah..
Pelajaran ini berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Semoga isinya relevan dengan kondisi kita…
.
Emang Boleh Sepeka Itu?
(Tadabbur Surat At Taubah 40)
By : Edgarhamas
.
..
Salah satu momen yang barangkali akan meruntuhkan ‘sok kuatnya’ kita, adalah ketika seseorang tanpa ada angin dan badai tiba-tiba bertanya, “kamu lagi nggak baik-baik aja ya?”
.
Kita seperti dibaca olehnya, tepat di halaman terpenting; saat orang-orang sama sekali tak peduli.
.
Ketika yang lain membaca kita sebagai orang kuat dan tangguh, selalu tersenyum dan teguh padahal di dalamnya terseok-seok; lalu kita terbaca bahwa kita tak baik-baik saja.
.
Saya pun pernah akhirnya menangis sesenggukan karena pertanyaan sederhana itu, “kamu ga baik-baik aja ya?”
.
Seseorang yang mampu membaca kita, biasanya ia pun pernah melalui badai hidup yang sama, cobaan yang sama bahkan lebih berat.
.
Maka ia melihat cukup dari menunduk lesunya kita, atau dari helaan napas yang berat sambil duduk terkulai di kursi. Dari mata sayu yang kurang tidur itu.
.
Dan kau tahu? Ada kisah manusia paling tajam kepekaannya pada seseorang terabadikan dalam Al Qur’an. Di saat harus melakukan misi berat antara hidup dan mati, dikejar oleh pembunuh dengan janji upah sangat tinggi.
.
Kalimat itu terucap di gelap gua nan sempit, “jangan bersedih…”
.
Ialah baginda Rasulullah Nabi Muhammad. Gua Tsur nan sempit dan gelap itu beliau jadikan tempat bersembunyi bersama sahabatnya, Abu Bakar.
.
Padahal beliau sendiri sedang terancam, tegang dalam kejaran musuh. Tapi beliau tenangkan Abu Bakar:
.
“Jangan engkau bersedih, sungguh Allah bersama kita.”
__QS AT Taubah: 40
.
Bagaimana rasanya menjadi Abu Bakar dalam situasi itu?
.
Bisa saja Rasul tak berkata apa-apa, tak melakukan dan menasihati apa-apa. Tapi, Rasul tenangkan sahabatnya; karena Rasul peduli. Beliau peduli pada keadaan orang lain bahkan di saat paling berat. Shalallahu alaihi wasallam.
.
Jika bertemu orang yang mampu membaca bahwa dirimu sedang tak baik-baik saja saat yang lain tak peduli, pasti kau akan mengenangnya dalam memori teristimewa.
.
Dan, begitulah Abu Bakar menjadi perisai dan pembela Rasul paling perkasa. Karena Rasul peduli pada sahabat-sahabatnya.
.
“Kala itu Rasul sedang berhadapan pada tugas besar bernama hijrah yang dirongrong kaum musyrikin” kata Syaikh Abdullah Balqasim, “tapi, beliau tidak lupa untuk menghibur sahabatnya yang bersedih. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli pada sahabat kita.”
.
MasyaAllah!
.
Aku tahu kita seringkali tak baik-baik saja. Kamu bisa saja tak peduli, bisa saja tak pakai hati, karena kamu sendiri sudah remuk redam.
.
Tapi percayalah, salah satu hal yang kau butuhkan untuk mengobati kusamnya hidup itu adalah peduli. Dunia sudah kejam, kita jangan ikut-ikutan.

Berbuat Lebih

Sebagian dari kita di bulan Ramadhan ini melakukan banyak perubahan. Sholat malam, yang biasa jarang dilakukan, sekarang hampir tiap malam. Berjamaah pula. Tak mau hanya menegakkan sholat wajib sebagai syarat minimal, standar. Kita tambah dengan sholat sunnah. Membaca Kitab Suci Al Qur’an biasanya sak kober e alias kadang-kadang, pada bulan ini sebagian besar dari kita berusaha tilawah kapan saja dan di mana saja saat ada kesempatan. Ada yang membaca sambil menunggu penerbangan. Saat berada di perjalanan. Sebelum dan sesudah sholat. Kita melakukannya melebihi dari apa yang seharusnya. Kenapa mau? Saya yakin karena kita ingin mendapatkan balasan dari Allah SWT yang lebih juga. Asa itu ada.

Di beberapa ruas jalan, juga acapkali kita melihat banyak orang berjualan. Padahal di jalan tersebut pada hari selain Ramadhan, hanya terlihat 2-3 orang berjualan. Ramadhan memberi harapan bagi mereka. Mereka mau berbuat lebih, meluangkan waktu untuk mencari penghasilan tambahan. Rela bangun lebih pagi untuk mengolah makanan. Tak mengeluh meski harus pulang lebih larut hingga dagangannya ludes. Karena mereka yakin, ada harapan baik. Pendapatan keluarga yang lebih besar dari biasanya. Mereka punya peluang menyambut Lebaran dengan lebih meriah. Pulang kampung menenteng oleh-oleh. Membeli baju baru atau perabot rumah baru.

Sebagian besar dari kita dan mereka itu adalah kumpulan orang-orang melakukan “go the extra mile” . Pribadi-pribadi yang telah melakukan lebih dari apa yang diharapkan.

Rasulullaah SAW pernah memberi nasihat yang diriwayatkan oleh Thabrani:

“Sesungguhnya Allah SWT suka apabila salah seorang dari kalian melakukan suatu pekerjaan dia melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik mungkin.” (HR. Ath-Thabrani)

Melakukan pekerjaan sebaik mungkin saja disukai Allah SWT. Apalagi ketika kita berbuat lebih dari itu. Oleh karenanya tak mengherankan, ketika banyak orang yang bersusah payah, berlelah-lelah berbuat melebihi dari apa yang diminta kepadanya. Memberi melebihi dari apa yang menjadi syarat minimum.

Bagaimana dengan kita? Apa masih hanya berkutat dengan apa yang jadi syarat minimum? Cukup puas dengan yang standard saja? Apa justru mau berbuat lebih? Itu semua berpulang kepada kita. Namun, jelas sangat sayang ketika kita selalu berada dan berbuat yang standard saja. Mumpung masih ada waktu. Selagi energi masih berlebih. Berbuat lebih memang capek. Tapi yang jelas setiap kebaikan yang kita berikan, ada balasan yang setimpal. Bahkan berlebih.  Harapan ini yang membuncah. Kita yakin, Gusti Allah mboten sare.

Disukai lawan jenis saja sudah berbunga-bunga, mabuk kepayang. Apalagi disukai Allah, Zat yang Maha Agung sebagai pecipta kita, yang berlimpah cinta kasih sayangnya. Tak terbayangkan betapa tersanjung dan bahagianya.

Yuk . . jadi pribadi yang rela dan ikhlas melaksanakan “go the extra mile”. Berbuat lebih dari yang diharapkan. Ramadhan sebagai pemantiknya.

Wallaahu a’lam bish showab