Pendidikan, Senjata Mengubah Dunia

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada Pasal 3 menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Saya coba fokus pada frase “membentuk watak”. Watak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah :

watak/wa·tak/ n sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat.

Ada pameo yang bisa jadi sudah sering kita dengar. Watuk iso ditambani, watak angel tambanane. Kurang lebih mempunyai arti batuk ada obatnya, tapi kalau watak sulit mengubahnya. Watak punya sinonim karakter.

Membangun karakter tidak semudah membangun benda fisik, seperti jalan, gedung bertingkat atau kendaraan tempur. Tapi hal yang bisa dilakukan dengan berkesinambungan dan melibatkan banyak pihak. Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti (Thomas Lickona, 2015).

Banyak metoda bagaimana melaksanakan pendidikan karakter. Salah satu yang diterapkan Rasulullah SAW dalam mengajarkan banyak hal kepada umatnya adalah pendidikan dengan keteladanan. Bagaimana pun, secara psikologis manusia butuh akan teladan yang lahir dalam naluri dan bersemayam dalam jiwa yang disebut juga dengan taqlid.

teladan/te·la·dan/ n sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya)

Metoda ini yang membuat Rasulullah SAW dan juga para sahabat hasil didikan Nabi Muhammad bisa mengubah dunia. Bahkan menciptakan peradaban baru.

“Satu keteladanan lebih utama daripada seribu nasihat” (anonim)

Semoga dampak bencana ini, memberikan kita kelonggaran lebih banyak. Mari kita cari dan simak kembali keteladanan Rasulullaah SAW dan juga para sahabat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Salam hormat kepada guru, ustadz/ustadzah, dosen dan tenaga pendidik lainnya.

Bahagia Menyambut Ramadhan

Saya mendapat kiriman artikel dari WAGroup. Nampaknya juga sudah viral. Isinya, sangat bagus, menginspirasi dan memotivasi saya. Saya berinisitaif menyalin dan membagikan kepada sahabat-sahabat. Semoga berkenan.

Semoga manjadi amal jariyah, amal yang tidak kenal putus, bagi yang menulisnya.

—–  —–  —–  —–  —–

Ramadhan 1441 H tahun ini terbilang berbeda dan sangat istimewa. Bersamaan dengan hadirnya Ramadhan, hadir pula makhluk Allah SWT yang bernama covid 19. Tentu bukan sebuah kebetulan, namun harus kita maknai sebagai batu ujian apakah kita tetap mampu menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Bahkan jauh lebih baik, berbanding tahun-tahun sebelumnya.

Ramadhan hadir untuk memberikan banyak kebaikan dan keberkahan bagi umat. Pertanyaannya, bagaimana kita menyambut Ramadhan agar tetap memberikan kebaikan imani (penguatan iman), ta’abbudi (peningkatan ibadah), khuluqi (Cerminan akhlak mulia), da’awi (pengkayaan dakwah), dan ijtima’i (ketahanan masyarakat), bagi seluruh umat.

Menyambut tamu agung Ramadhan dalam beragam situasi dan kondisi yang kita hadapi secara prinsip sama, namun secara teknis praktis tentu ada penyesuaian program disesuaikan dengan keadaan. Shalat wajib dan shalat sunnah tetap dijalankan, meskipun di rumah masing-masing secara berjama’ah bersama keluarga. Tilawah Al-Qur’an, Penunaian zakat, infak, sedekah dan wakaf tetap diperkuat, khususnya di saat banyak yang sangat membutuhkan. I’tikaf, do’a, dan munajat tetap terus dipanjatkan di waktu-waktu yang mulia. Artinya, wabah covid 19 bukan menjadi alasan untuk tidak meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan. Justru menjadi cambuk ujian Ramadhan di suasana yang berbeda.

Berikut beberapa tuntunan menyambut Ramadhan secara umum yang mungkin dijalankan dengan sebaik-baiknya, merujuk kepada contoh dari Rasulullah saw dan para sahabatnya:

1. Menyampaikan kabar gembira berupa keutamaan Ramadhan melalui jejaring media yang ada, serta mengajak seluruh keluarga, sahabat, dan masyarakat ikut serta membahagiakan bulan mulia ini. Demikian yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, sebelum dan menjelang Ramadhan. Beliau senantiasa menyampaikan kabar gembira dengan kedatangan bulan penuh keberkahan kepada para sahabatnya.

“Adalah Rasulullah SAW membahagiakan sahabatnya dengan mengatakan: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh dengan keberkahan”.

(HR. Ahmad dan Nasa’i)

Penyampaian kabar gembira atas datangnya Ramadhan dimasksudkan agar dipersiapkan dengan baik oleh sahabatnya, demi mendulang keberkahan yang sebanyak-banyaknya. Dipersiapkan secara fisik dengan membiasakan puasa dan amal shalih lainnya. Dipersiapkan mental spritual dengan memotifasi diri untuk meraih keutamaan Ramadhan, serta menjadikan Ramadhan adalah bulan terbaik sesungguhnya.

2. Membiasakan puasa sunnah bulan Sya’ban, dan ibadah-ibadah sunnah lainnya yang akan menjadi ibadah rutin bulan Ramadhan, sebagaimana Nabi Muhammad saw memperbanyak puasa di bulan jelang Ramadhan. Bahkan disebutkan beliau hampir berpuasa sebulan penuh.

“Dari Aisyah RA :Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa (puasa sunah) di bulan Sya’ban.

(HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

3. Rasulullah SAW terbiasa jika hendak memasuki bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan . memberi setiap orang yang meminta. Tujuannya agar setiap orang dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan perasaan senang, tenang dan penuh kekhusyu’an bersama keluarga dan sanak kerabat.

“Adalah RasulullahSAW jika akan masuk bulan Ramadhan, beliau membebaskan semua tawanan dan memberi setiap yang meminta (membutuhkan)”.

(HR. Al-Baihaqi).

4. Berdo’a menyambut kedatangan bulan Ramadhan dan dan memohon keselamatan bulan tersebut, agar terhindar dari fitnah, musibah, atau gangguan sepanjang menjalankan ibadah di bulan mulia. Diantara do’a para sahabat yang dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam kitab Latha’if Al-Ma’arif diantaranya:

“Ya Allah, hantarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan hantarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”

(Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Dan pada saat melihat hilal, terdapat doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika masuk Ramadhan. Meskipun do’a ini hakikatnya adalah doa umum, dapat dibaca pada semua awal bulan. Namun kebiasaan melihat hilal di tengah masyarakat adalah saat menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal.

“Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.”

(HR. Ahmad 888, Ad-Darimi no. 1729, dan Ahmad, 3/171).

5. Dalam kondisi wabah COVID-19 ini, ibadah harta menjadi ibadah yang tidak boleh dilupakan jelang Ramadhan tahun ini. Betapa banyak keutamaan ibadah harta dikaitkan dengan ampunan, keselamatan dari musibah, dan api neraka. Diantaranya sabda Rasulullah SAW:

“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.”

(HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016)

“Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api. Hasad akan memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.”

(HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abil Iman)

Demikian agung tamu tahunan ini.

Sayang jika kita tidak menyambutnya dengan penuh suka cita dan kebahagiaan. Kebahagiaan kita menyambut Ramadhan adalah bukti keimanan dan keyakinan kita akan kemuliaan dan keutamaan bulan agung ini. Khususnya kebahagiaan menyambut Ramadhan dan menjalankan seluruh amaliahnya, bersama keluarga di rumah kita masing-masing.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Mari terus berbagi justru pada masa yang sangat membutuhkan ini. Selamat berlomba mengambil manfaat dan hikmah sebanyak-banyaknya.

Terusan Venus 58

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin.

Puji syukur kehadirat Allah azza wajalla. Atas perkenan dan ridloNYA, amanah orang tua telah kami tunaikan.

Rumah penuh perjuangan itu, usai sudah direnovasi. Rumah yang dulu dibangun dengan kondisi darurat. Ada peristiwa penting saat itu. Sehingga, kami menempati dalam kondisi belum sempurna. Dibangun secara bertahap. Pada tahun 1986 menjelang saya ujian SMP, rumah tersebut sudah kami tempati. Bapak, Ibu, saya dan adik hijrah dari rumah di Guyangan, Tlogomas. Hanya beda dusun. Rumah yang sering kami sebut, TV58. Sebutan unik sesuai alamat rumah : Jl. Terusan Venus No, 58, Tlogomas RT 01/05, Malang, Jawa Timur 65144.

Salah satu catatan dan teladan yang saya bangun adalah orang tua kami memang punya jalinan silaturahim yang luas. Aktivitas sosial dan kemauan berbaginya juga tinggi, Tak heran, rumah itu juga menjadi tempat berkumpul dan markas kegiatan. Padahal mereka pensiunan. Semasa hidupnya, Bapak dan Ibu pernah memberikan wejangan, dan menjadi cita-cita luhur orang tua saya: menjadikan rumah itu membawa manfaat kepada orang lain.

Kini, mereka sudah wafat, dipanggil kembali oleh Illahi rabbi. Bapak berpulang pada tahun 2000. Adik saya wafat 10 tahun lalu. Saat ia masih tergolong muda, 22 tahun. Ibu juga sudah tiada, 2 tahun lalu.

Oleh karenanya, kami sekeluarga bertekad menjadikan rumah itu sesuai amanah beliau. Ide besarnya, rumah itu menjadi tempat menimba ilmu. Lebih utama ilmu agama Islam. Kami menyasar yang mendasar, belajar Al Qur’an. Di tambah lagi ilmu lainnya, termasuk ilmu manajemen. Ruang kelas, hasil re-design, juga bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti rapat warga, kegiatan tahlilan, dan lainnya. Kegiatan tersebut diwadahi dalam yayasan, agar dikelola lebih profesional.

Kami sepakat rumah tersebut diwakafkan. Kami bekerja sama dengan Yayasan Tarbiyatul Ummah Qaulun Ma’rufun.

Renovasi rumah agar sesuai cita-cita itu telah rampung. Kami juga menyiapkan dana untuk operasional harian. Operasional kegiatan termasuk untuk para guru, musyif/musyrifah, trainer, dan juga tenaga pendukung membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Kami terus berupaya menggalang dana. Salah satu, upaya agar kegiatan bisa berlangsung dengan baik.

Bagi sahabat yang pernah singgah, ada sedikit perubahan tampak depan dan juga beberapa ruang di dalam rumah. Saat ini rumah kenangan itu kami beri nama HCQ Tlogomas (Halaqoh Cinta al Qur’an).

“Halaqoh adalah kegiatan mengajar. Seorang guru yang dipandang mumpuni mengajar para murid dalam sebuah tempat, biasanya di masjid atau serambi, dengan dilingkari para murid. Tradisi halaqah ini sebenarnya bersumber dari Nabi  Muhammad. Dicontohkan ketika melakukan bai`ah `Aqabah Kanjeng Nabi duduk dikelilingi oleh para muslim awal dari Madinah (Yatsrib).  Tradisi tersebut kemudian berkembang sebagai pengajaran di masjid-masjid di dunia Islam awal, dengan pengajarnya adalah para sahabat yang dikirim Nabi Muhammad. Para tabi`in meneruskan tradisi ini di masjid-masjid, sehingga dikenal Halaqah Imam Hasan al-Bashri, Halaqah Imam asy-Syafi`i, dan lain-lain”.

Sumber: NU online. https://www.nu.or.id/post/read/40946/halaqah

Kami sadar, punya jangkauan terbatas. Sumber daya yang tidak berlimpah. Di samping itu, niat luhur kami mengajak  berbagi peluang untuk beramal sholeh. Mengajak sahabat bahu membahu. Kami yakin dengan semakin banyak orang yang terlibat akan semakin luas manfaatnya. Menjadi amal jariyah bagi kita semua.

Mau turut serta di dalam amal kebaikan ini ?

Kami mengajak sahabat untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut dengan berdonasi melalui :

Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Malang

No. Acc. : 6016106019  | Yayasan Tarbiyatul Ummah Qaulun Marufun

Terima kasih sebelumnya atas perkenan dan perhatiannya.

Jazakumullaah khairan katsiran.

Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik dan lebih banyak.

 

Corruption and Competition

Korupsi, sesuai Kamus Oxford (Simpson dan Weiner, 1989, hal. 974) didefinisikan sebagai:

‘penyimpangan atau penghancuran integritas dalam melaksanakan tugas publik dengan suap atau bantuan’.

Soreide (2001) dan Lanseth (2004) sependapat meski berbeda tahun penelitian. Mereka menyatakan bahwa penggunaan atau keberadaan praktik korup, khususnya pada perusahaan publik sulit untuk  didefinisikan secara tepat, tetapi efek merusaknya, tak terhindarkan. Sulit untuk diabaikan.

Meskipun bentuk, tingkat dan kelemahannya bervariasi pada suatu negara dengan negara lainnya, survei menunjukkan bahwa hampir tidak ada negara yang tidak tersentuh korupsi (Transparency International, 2004).

Korupsi sering dikemukakan ada karena kurangnya persaingan menghasilkan harga yang dapat disesuaikan secara ilegal. Gagasan umum ini sudah sering membuat orang berpikir bahwa, karena meningkatnya kompetisi mengurangi harga, itu juga mengarah pada korupsi yang lebih rendah. Rose-Ackerman (1996) menyatakan bahwa secara umum setiap reformasi yang meningkatkan daya saing ekonomi membantu mengurangi insentif korupsi.

Pengadaan publik adalah area yang banyak bermasalah. Praktik pengadaan publik membutuhkan pemilihan tawaran terbaik, memperhitungkan sejumlah pertimbangan termasuk kualitas, siklus hidup biaya dan risiko serta kinerja vendor berdasarkan evaluasi nilai uang (Value of Money Evaluation).

Untuk memastikan bahwa sumber daya pembayar pajak dihabiskan dengan hati-hati, proses pengadaan harus adil dan transparan, dengan kontraktor yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Praktik pengadaan publik yang dijalankan oleh ketidakpercayaan memungkinkan memperbesar risiko dan biaya kontrak.

Masalah pengadaan menjadi pusat perhatian tempat korupsi cenderung tumbuh subur. Pelaku mengambil keuntungan dari hasil yang ada pada mekanisme rancangan multi dimensi. Korupsi tergantung pada tingkat daya saing lingkungan. Hasil penelitian Celetani dan Ganiza pada tahun 2001, mengidentifikasi melalui mana persaingan yang lebih tinggi mempengaruhi korupsi dan sebaliknya. Dampak dari meningkatnya persaingan di pasar pengadaan dan di pasar untuk buyer/fungsi pengadaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membentuk efek bersih (bebas korupsi) secara fungsional dapat diperoleh dengan peningkatan jumlah pemasok potensial.

Hubungan antara persaingan dan korupsi telah menjadi objek beberapa penelitian lintas bidang studi. Ades dan Di Tella (1197) menyatakan bahwa kebijakan industri aktif meningkatkan korupsi. Hal ini didukung dengan gagasan yang terkait dengan tingkat keterbukaan terhadap perdagangan yang lebih tinggi untuk menurunkan tingkat korupsi.

Laffont dan N’Guessan (1999) melakukan penelitian serupa di Benua Afrika dan menunjukkan adanya saling ketergantungan korupsi dengan persaingan. Korupsi berkurang pada keterbukaan ekonomi pada negara yang memiliki tingkat historis korupsi yang rendah. Namun meningkat pada kondisi sebaliknya.

Wei (2000) menunjukkan bahwa ‘keterbukaan alami’ menjelaskan 60% dari variasi lintas fungsi/seksi, faktor keterbukaan tidak memiliki dampak terhadap korupsi secara signifikan.

 

Sumber:
diolah dari beberapa jurnal ilmiah.

Corporate Governance and Corruption

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) adalah badan multilateral yang mewakili kepentingan anggotanya, negara maju di dunia. Mereke membentuk beberapa kelompok kerja untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi. Salah satunya, adalah Penasihat Sektor Bisnis OECD yang didirikan pada tahun 1996. Kelompok ini ditugaskan untuk menyusun: “standar minimum tata kelola perusahaan yang seharusnya diikuti oleh negara-negara OECD” (Dignam & Galanis 1999).

Pada tahun 1999, edisi pertama Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan diterbitkan. Versi revisi terbit pada tahun 2004, untuk mencerminkan perubahan yang terjadi dalam lanskap tata kelola perusahaan, terutama setelah perusahaan sekelas Enron dan WorldCom di Amerika runtuh (OECD, 1999, 2004).

Roe (2008) mengungkapkan bahwa lembaga tata kelola perusahaan di negara-negara Barat berkembang dengan baik dan mengakar. Sebaliknya, terjadi kelemahan regulator Asia Timur, ditandai dengan Krisis Asia Timur 1997. Hal ini memicu upaya pengembangan kapasitas besar oleh bank pembangunan multilateral untuk mengatasi kelemahan kelembagaan dalam pengembangan negara.

Praktik tata kelola dapat dinilai dari faktor: keadilan, transparansi, akuntabilitas, pengungkapan, dan tanggung jawab. Seperangkat prinsip awal dirancang agar relevan untuk setiap entitas yang terorganisir, baik itu pribadi, publik, milik negara, atau tunduk pada berbagai bentuk kontrol dan kepemilikan lainnya. Prinsip-prinsipnya juga menyediakan tolok ukur pemantauan perilaku korporasi dan hasil perbaikan dan pengembangan yang dihasilkan oleh pihak yang berkepentingan seperti investor dan regulator (Jesover & Kirkpatrick 2005: 172, Iu & Batten 2001: 48).

Kanna, Kogan, Paleppu (2001), memberikan hasil penelitiannya bahwa globalisasi juga menghadirkan peluang dan tantangan bagi reformasi tata kelola perusahaan di negara-negara berkembang. Di satu sisi, globalisasi dapat mempercepat implementasi tata kelola perusahaan sesuai standar internasional. Namun, globalisasi juga dapat meningkatkan persaingan terhadap sejumlah besar perusahaan domestik yang tidak efisien. Kenapa ? Karena globalisasi di sisi lain menciptakan tekanan tinggi bagi mereka untuk menyuap agar bisa bertahan hidup.

Peran perusahaan multinasional dalam perang melawan korupsi tidak boleh diabaikan. Meski MNC (multi national company) mampu memberi dampak positif secara signifikan, namun ternyata masih saja ditemukan beberapa praktik penyuapan korporat tingkat tinggi. Beberapa contoh skandal yang memalukan itu, misalnya Xerox di India, IBM di Argentina, dan Siemens di Singapura.

Transparency International’s Bribe Payers Index menunjukkan bahwa perusahaan dari beberapa negara pengekspor terkemuka di dunia, di antaranya adalah negara yang paling mungkin membayar suap di luar negeri untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil atas pesaing mereka (Transparency International, 2002). Sebagai akibatnya, di era globalisasi, tata kelola perusahaan yang buruk dapat memfasilitasi ekspor praktik penyuapan lintas batas. Hal ini dapat merusak efektivitas kampanye global terkait anti korupsi.

 

Catatan :
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) adalah organisasi ekonomi antar pemerintah dengan anggota negara berpenghasilan tinggi). OECD didirikan pada 1961 untuk merangsang kemajuan ekonomi dan perdagangan dunia. Saat ini bernggotakan 36 negara. Pada 2017, negara-anggota anggota OECD secara kolektif jika PDB nya digabungkan berkontribusi sebesar 62,2% dari PDB global (US $ 49,6 triliun).

Sumber :
Diolah dari beberapa jurnal ilmiah.

 

Corporate Governance & Corruption in Procurement (1)

Setiap perusahaan didirikan dengan harapan setidaknya untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang digeluti. Pendiri atau pemilik perusahaan berkeinginan perusahaannya bisa tumbuh berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama. Malah ada yang berharap menjadi satu konglomerasi usaha suatu saat nanti. Manajemen perusahaan melakukan 2 hal utama untuk mewujudkannya. Pertama, menaikkan revenue atau penjualan. Kedua, menurunkan biaya. Salah satu upaya penting penurunan biaya adalah dengan pengelolaan pengadaan (procurement management).

Proses pengadaan adalah salah satu proses bisnis yang ada dalam perusahaan. Ketika procurement gagal memperoleh barang dan/atau jasa dengan harga yang tepat, waktu yang sesuai, mutu yang pas, maka dapat dipastikan perusahaan gagal bertahan. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa fungsi ini sangat krusial. Perannya sangat besar menentukan untung rugi, maju mundur dan jatuh bangunnya sebuah perusahaan.

Pada business dictionary, Procurement didefinisikan:

The act of obtaining or buying goods and services. The process includes preparation and processing of a demand as well as the end receipt and approval of payment. The process of procurement is often part of a company’s strategy because the ability to purchase certain materials will determine if operations will continue.

Banyak catatan manis, perusahaan melakukan penghematan dari pengelolaan pengadaan yang lebih baik, meski pendapatan tidak mengalami kenaikan.

Namun, fungsi ini kerap menjadi sorotan. Proses audit tidak jarang melakukan pemeriksaan dan bahkan menemukan kecurangan dalam proses pengadaan (procurement fraud).

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto mengatakan bahwa kasus korupsi pengadaan barang/jasa pemerintah menduduki posisi kedua dalam kasus yang ditangani KPK. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan sebagaimana telah diamanatkan dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2018 tentang strategi nasional pencegahan korupsi (Kompas, 2019).

Persaingan juga yang menjadi salah satu sebab adanya korupsi. Pelaku tidak siap bersaing secara sehat. Buyer/bagian pengadaan seharusnya memberikan pekerjaan kepada penawar yang sesuai mekanisme persaingan. Dalam prakteknya, ada yang berubah karena adanya suap dari penawar lain (Celentani and Ganuza, 2001).

Sumber:
Hasil studi literatur dari beberapa jurnal ilmiah.

Satu Brand, Menjungkit Laba

.

Saat menunggu penerbangan balik ke Jakarta, ada yang menarik. Ini terkait maskapai dan jenis pesawatnya.

Apa itu ?

Sahabat, tentu sudah tahu, maskapai Sriwijaya Air sejak akhir tahun tahun, diambil alih oleh Garuda Indonesia. Buying business strategy. Itu berarti termasuk NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya.

Sehingga sekarang Garuda memiliki 4 anak perusahaan. Menambah daftar nama yang lebih dulu ada, Citilink. Garuda saat ini mengoperasikan 4 brand pesawat. Boeing buatan negeri Paman Sam. Airbus buatan konsorsium beberapa negara, berbasis di Toulouse, Perancis. Bombardier buatan Canada. Dan terakhir, ATR buatan bareng Perancis dan Italia. Perusahaan ini berbasis di Blagnac, Perancis.

Ini menarik menjadi bahasan.

Beda merek itu menjadikan pilot yang berlisensi Boeing tidak bisa serta merta menerbangkan Airbus. Ia butuh lisensi lagi. Ia harus menjalani pelatihan khusus. Masuk simulator. Sehingga pilot yang ada tidak dapat interchangeable. Ini butuh biaya bukan ? Demikian juga engineer yang merawat atau memperbaiki pesawat.  Training perawatan yang berbeda butuh multi talent people. Butuh biaya lebih. Atau jika single skill, maka butuh lebih banyak engineer. Belum lagi spare part-nya. Beda brand, beda suku cadang. Butuh tempat tersendiri. Butuh space gudang yang relatif lebih besar, jika dibandingkan dengan 1 jenis merek. Itu semua mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Apalagi itu menyentuh HPP atau Cost of Revenue. Penghematannya bisa mendobelkan net profit.

Kondisi ini, menjadikan perhatian saya tadi.

Saya coba mereka-reka.

Garuda mengoperasikan hanya brand Boeing saja dengan berbagai variannya. Kenapa tidak Airbus. Biarkan Airbus dipakai oleh Citilink. Sedangkan Bombardier dioperasikan oleh Sriwijaya Air. Bagaimana dengan ATR ? Pesawat ini dioperasikan oleh NAM Air. Sehingga ATR yang dulunya diperasikan Garuda dan belakangan dioperasikan oleh Citilink dialihkan ke NAM Air.

Lha terus bagaimana dengan rute pernerbangannya ? Tentunya harus diubah. Disesuaikan. Termasuk bagaimana visi misi bisnis maskapai tersebut. Diubah total.

NAM air menjadi maskapai pengumpul. Dari bandara kecil ke bandara hub. Baru setelahnya, penumpangnya diterbangkan oleh Garuda, Citilink dan juga Sriwijaya. Sriwijaya melayani rute yang relatif lebih pendek dari Garuda atau Citilink.

Ini agar pengelolaan setiap maskapai, 1 jenis pesawat saja. Pilihan ini bisa mengoptimalkan biaya.

Net profit biasa dijungkit. Perusahaan lebih sehat, bahagia pemiliknya, bahagia karyawannya.

Bagaimana dengan usaha, organisasi, perusahaan, sahabat ?

Lontaran ide singkat, yang perlu diskusi lebih dalam.

Mau joint ?

Silakan tulis interest sahabat by WA : 08111661766.

Terima kasih.