Saya mendapat kiriman artikel dari WAGroup. Nampaknya juga sudah viral. Isinya, sangat bagus, menginspirasi dan memotivasi saya. Saya berinisitaif menyalin dan membagikan kepada sahabat-sahabat. Semoga berkenan.
Semoga manjadi amal jariyah, amal yang tidak kenal putus, bagi yang menulisnya.
—– —– —– —– —–
Ramadhan 1441 H tahun ini terbilang berbeda dan sangat istimewa. Bersamaan dengan hadirnya Ramadhan, hadir pula makhluk Allah SWT yang bernama covid 19. Tentu bukan sebuah kebetulan, namun harus kita maknai sebagai batu ujian apakah kita tetap mampu menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Bahkan jauh lebih baik, berbanding tahun-tahun sebelumnya.
Ramadhan hadir untuk memberikan banyak kebaikan dan keberkahan bagi umat. Pertanyaannya, bagaimana kita menyambut Ramadhan agar tetap memberikan kebaikan imani (penguatan iman), ta’abbudi (peningkatan ibadah), khuluqi (Cerminan akhlak mulia), da’awi (pengkayaan dakwah), dan ijtima’i (ketahanan masyarakat), bagi seluruh umat.
Menyambut tamu agung Ramadhan dalam beragam situasi dan kondisi yang kita hadapi secara prinsip sama, namun secara teknis praktis tentu ada penyesuaian program disesuaikan dengan keadaan. Shalat wajib dan shalat sunnah tetap dijalankan, meskipun di rumah masing-masing secara berjama’ah bersama keluarga. Tilawah Al-Qur’an, Penunaian zakat, infak, sedekah dan wakaf tetap diperkuat, khususnya di saat banyak yang sangat membutuhkan. I’tikaf, do’a, dan munajat tetap terus dipanjatkan di waktu-waktu yang mulia. Artinya, wabah covid 19 bukan menjadi alasan untuk tidak meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan. Justru menjadi cambuk ujian Ramadhan di suasana yang berbeda.
Berikut beberapa tuntunan menyambut Ramadhan secara umum yang mungkin dijalankan dengan sebaik-baiknya, merujuk kepada contoh dari Rasulullah saw dan para sahabatnya:
1. Menyampaikan kabar gembira berupa keutamaan Ramadhan melalui jejaring media yang ada, serta mengajak seluruh keluarga, sahabat, dan masyarakat ikut serta membahagiakan bulan mulia ini. Demikian yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, sebelum dan menjelang Ramadhan. Beliau senantiasa menyampaikan kabar gembira dengan kedatangan bulan penuh keberkahan kepada para sahabatnya.
“Adalah Rasulullah SAW membahagiakan sahabatnya dengan mengatakan: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh dengan keberkahan”.
(HR. Ahmad dan Nasa’i)
Penyampaian kabar gembira atas datangnya Ramadhan dimasksudkan agar dipersiapkan dengan baik oleh sahabatnya, demi mendulang keberkahan yang sebanyak-banyaknya. Dipersiapkan secara fisik dengan membiasakan puasa dan amal shalih lainnya. Dipersiapkan mental spritual dengan memotifasi diri untuk meraih keutamaan Ramadhan, serta menjadikan Ramadhan adalah bulan terbaik sesungguhnya.
2. Membiasakan puasa sunnah bulan Sya’ban, dan ibadah-ibadah sunnah lainnya yang akan menjadi ibadah rutin bulan Ramadhan, sebagaimana Nabi Muhammad saw memperbanyak puasa di bulan jelang Ramadhan. Bahkan disebutkan beliau hampir berpuasa sebulan penuh.
“Dari Aisyah RA :Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa (puasa sunah) di bulan Sya’ban.”
(HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
3. Rasulullah SAW terbiasa jika hendak memasuki bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan . memberi setiap orang yang meminta. Tujuannya agar setiap orang dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan perasaan senang, tenang dan penuh kekhusyu’an bersama keluarga dan sanak kerabat.
“Adalah RasulullahSAW jika akan masuk bulan Ramadhan, beliau membebaskan semua tawanan dan memberi setiap yang meminta (membutuhkan)”.
(HR. Al-Baihaqi).
4. Berdo’a menyambut kedatangan bulan Ramadhan dan dan memohon keselamatan bulan tersebut, agar terhindar dari fitnah, musibah, atau gangguan sepanjang menjalankan ibadah di bulan mulia. Diantara do’a para sahabat yang dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam kitab Latha’if Al-Ma’arif diantaranya:
“Ya Allah, hantarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan hantarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”
(Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Dan pada saat melihat hilal, terdapat doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika masuk Ramadhan. Meskipun do’a ini hakikatnya adalah doa umum, dapat dibaca pada semua awal bulan. Namun kebiasaan melihat hilal di tengah masyarakat adalah saat menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal.
“Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.”
(HR. Ahmad 888, Ad-Darimi no. 1729, dan Ahmad, 3/171).
5. Dalam kondisi wabah COVID-19 ini, ibadah harta menjadi ibadah yang tidak boleh dilupakan jelang Ramadhan tahun ini. Betapa banyak keutamaan ibadah harta dikaitkan dengan ampunan, keselamatan dari musibah, dan api neraka. Diantaranya sabda Rasulullah SAW:
“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.”
(HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016)
“Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api. Hasad akan memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.”
(HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abil Iman)
Demikian agung tamu tahunan ini.
Sayang jika kita tidak menyambutnya dengan penuh suka cita dan kebahagiaan. Kebahagiaan kita menyambut Ramadhan adalah bukti keimanan dan keyakinan kita akan kemuliaan dan keutamaan bulan agung ini. Khususnya kebahagiaan menyambut Ramadhan dan menjalankan seluruh amaliahnya, bersama keluarga di rumah kita masing-masing.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Mari terus berbagi justru pada masa yang sangat membutuhkan ini. Selamat berlomba mengambil manfaat dan hikmah sebanyak-banyaknya.