Kerikil Kecil

Tulisan yang saya terima selepas subuh via WA dari salah satu penulis, Satria Hadi Lubis, Ak., MM., MBA. Sungguh menyadarkan saya. Izinkan saya bagi kepada sahabat. Semoga berkenan. Semoga menginspirasi dan penjungkit aksi.

______

Kerikil Kecil

Seorang mandor bangunan yang berada di lantai 3 ingin memanggil pekerjanya yang sedang bekerja di bawah.

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.

Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, maka dilemparnya uang logam Rp. 1.000,- yang jatuh tepat di sebelah si pekerja.

Si pekerja hanya memungut uang tersebut dan melanjutkan pekerjaannya. Mungkin dikiranya itu uang logam yang tercecer.

Sang mandor akhirnya melemparkan uang sejumlah Rp. 100.000,- yang diramas-remas dan berharap si pekerja mau menengadah “sebentar saja” ke atas.

Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan uang Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.

Pada akhirnya, sang mandor melemparkan kerikil kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan mandornya.

Cerita tersebut di atas serupa dengan kehidupan kita, Allah SWT selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi “dunia” kita.

Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kepada-Nya.

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang

Bahkan kita selalu bilang:

“Kita lagi Hoki!” . . .

“Wajar donk…logis donk …apa yang saya dapatkan!”

Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rezeki yang sebenarnya milik Allah!

Jadi… jangan sampai kita mendapatkan lemparan “kerikil kecil” yang kita sebut MUSIBAH agar kita mau menoleh kepada-Nya.

Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada-Nya, sehingga tak perlu ada lagi lemparan “kerikil kecil” saat Dia rindu dan ingin berkomunikasi dengan kita.

“Dan dari mana saja kamu keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram (Allah). Dan dimana saja kamu kalian berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-KU (saja). Dan agar AKU sempurnakan nikmat-KU atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjukā€¯

(QS. Al Baqarah ayat 150).

 

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 4 =