Mari Berbenah

Data awal tahun yang membuat sedih dan berduka. BNPB otoritas yang diberikan amanah melakukan penanggulangan bencana memberikan informasi awal tahun. Informasi bencana selama 16 hari awal Tahun 2021, menyatakan ada 136 kejadian. Saya coba highlight 2 kejadian pareto : 95 kejadian banjir dan 25 tanah longsor. Kejadian 120 dari 136, 88%.

.

Semoga saudara-saudara kita yang terdampak mendapat bantuan dan dimudahkan urusannya oleh Allah SWT. Alhamdulillaah banyak pihak yang membantu dampak secara langsung, rekonstruksi dan lain-lain.  Salah satu bukti bahwa masyarakat kita memang peduli dan sifat kegotongroyongannya masih menonjol. Untuk jangka pendek memang harus dibantu dulu warga yang terdampak. Semoga menjadi amal kebaikan kita semua.

.

Bagaimana setelah itu? Cukuplah data itu sebagai pertanda Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa ada yang tidak seimbang. Ada kelakuan kita sebagai manusia yang patut ditinjau ulang. Menurut hemat saya, perlu juga dipikirkan aksi jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir dan tanah longsor. Kita kaji kembali apa akar masalahnya. Saya punya simpulan dini, jumlah pohon tidak sebanding dengan beban yang harus diterimanya. Bisa jadi, karena ditebang. Lahannya dikonversi dengan tidak bijak. Kalau perlu pemerintah menetapkan luasan hutan lindung, beberapa hutan yang telah menjadi hutan produksi atau kawasan lainnay bisa diambil alih. Bila perlu melakukan pembebasan lahan kembali untuk dijadikan hutan lindung. Sesuai Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan:

“Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah”.

Hutan lindung boleh dimanfaatkan? Boleh tapi tujuan dari pemanfaatan hutan lindung adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Pemanfaatannya juga diatur pada peraturan perundangan yang sama. Pemanfaatan yang dilakukan dengan tidak mengurangi fungsi utama kawasan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dan yang lebih penting adalah menumbuhkan kesadaran agar fungsi hutan tetap terjaga dan lestari. Harus beriringan sejalan seperti sepasang sepatu.

.

Tidak ada kata terlambat. Lebih baik mulai disusun kembali langkah-langkahnya nyata. Beberapa kepala daerah telah memulai dan melaksanakan reboisasi dengan berbagi cara. Tapi, masih perlu terobosan dana bersicepat agar hasilnya lebih nendang. Jelas, banyak yang terdampak membuat pilu kita semua. Kita tentu tidak ingin melihat kembali terjadi. Atau bahkan merasakan sendiri bencana itu. Semoga tidak.

.

Menurut pendapat sahabat, aksi apa lagi yang secara jangka panjang dapat mengurangi risiko banjir dan tanah longsor? Silakan ditulis pada komentar. Semoga bisa menggerakan hati kita semua dan pihak-pihak yang punya kewenangan. Mari berbenah bersama. Terima kasih.
.
Sumber infografis : @BNPB_Indonesia

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − 3 =