Nyamuk dan Tanda

Sudah sepekan ini, binatang kecil itu selalu setia mendengung di rumah. Ia dan teman-temannya, terus menhampiri  penghuninya. Ia berusaha mencari darah segar, makanan pokoknya. Mahluk kecil ini adalah nyamuk. Nyamuk membutuhkan protein untuk berkembang biak. Sumber protein berasal dari darah, utamanya darah manusia.  Wajar, jika mereka mengejar dan mengerubungi kita bak selebritis.

Perlu diketahui, menurut peneliti pernyamukan, di dunia ini ada sekitar 2700 jenis nyamuk. Siklus hidupnya beragam ada yang rerata 14 hari, tapi ada juga yang sebulan. Ini siklus hidup normal, lho. Bukan karena mati diteplok tangan atau terkenan sengatan listrik alat pembasmi serangga yang seperti raket tenis. Ini binatang mungil, rata-rata beratnya cuma 2 mg. Daya jelajahnya hanya 1-2 KM/jam. Alhamdulillaah, ia diciptakan sekecil itu. Coba banyangkan jika ia segede kucing saja dengan kecepatan terbang secepat anjing. Saya yakin ia akan jadi binatang buas, mengalahkan harimau. Bahkan pembasminya pun perlu alat sekelas pesawat tempur.

Eh.. apakah di rumah anda sudah mulai dikerubungi nyamuk ?  Kata orang tua, nyamuk dengan jumlah yang meningkat tajam di dalam rumah, pertanda musim kemarau tiba. Di samping tanda itu, ada pertanda yang lebih segar, pohon mangga mulai berbuah. Di negara equatorial seperti kita, mengenal dua musim, hujan/basah dan kering/kemarau. Lama waktunya yang berbeda, tergantung letak geografisnya. Seperti Nusatenggara, bisa jadi musim kemarau telah mulai terlebih dahulu dan lebih panjang. Meskipun saat ini sudah tidak mudah menentukan panjangnya suatu musim.

Binatang sekecil ini, ternyata menjadi salah satu tanda juga agar kita harus berbenah. Saya pun tak kalah sigap menghadapi serbuannya. Pertanda, saluran air, apalagi yang terbuka, harus mulai ditengok. Jika ngadat menyebabkan mampat, air tidak lancar mengalir, indikasi got yang harus dibersihkan. Penyebab genangan dihindarkan. Penyemprotan khusus di rumah menjelang maghrib, juga terus dirutinkan. Kerja bakti alias gotong royong juga perlu dilakukan. Jika musim hujan, air mampat menyebabkan banjir, maka pada musim kemarau got mampat menyebabkan bau yang tak sedap menyengat. Juga menjadi salah satu tempat berkembang biak para nyamuk.

Musim kemarau juga mengisyaratkan agar kita berhemat air. Menggunakan air dengan bijak. Di lingkungan tempat tinggal saya pun, tak terhindarkan. Musim kering yang lalu, sudah menjadi pemandangan umum, setelah pukul 6 pagi, selang air menancap di kran tempat pengambilan air wudlu di masjid. Selang itu mengalirkan air hingga beberapa rumah yang sumurnya kering. Syukur alhamdulillaah, inisiatif kami menanami pohon penghijauan seperti mahoni, trembesi dan jati sudah menampakkan hasilnya. Lingkungan lebih asri menghijau,  walaupun masih belum cukup menjadi penyerap air tanah yang memadai.

Nyamuk pun bisa memberi manfaat kepada kita. Setidaknya melakukan pembenahan di rumah dan lingkungan sekitarnya. Belum lagi, efek gotong royong pembersihan lingkungan, bisa lebih mengakrabkan hubungan antar warga.

Bagaimana dengan anda ?

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 + 18 =