Pernahkah kehilangan teman, sahabat, bahkan kerabat ? Ia tiba-tiba memutuskan hubungan. Tak mau kontak lagi.
Ketemu muka ? Boro-boro. Dikontak pun susah. Menulis pesan WA atau SMS saja sudah enggan. Apalagi ditelpon langsung, nggak bakal diangkat. Bahkan ada yang ganti nomor. Padahal sebelumnya, bak soto dengan mangkok. Pasangan ideal.
Sedih ?
Saya coba tes beberapa teman, jawabannya kebanyakan : Banget !
Ya, sedih sekali.
Penyebab utamanya, ternyata, gara-gara beda pilihan. Beda pandangan politik.
Beda boleh saja. Justru beda itu menjadi hidup lebih indah. Seperti pelangi, coba kalau warnanya putih saja, maka bukan pelangi namanya. Bisa seperti kain sprei. Perbedaan adalah keniscayaan. Salah satu hal yang penting adalah menyiapkan diri atas perbedaan. Berlapang dada.
Hidup itu pilihan. Tidak ada yang netral. Karena kalau netral, malah nggak jalan. Ibarat perseneling mobil, kalau netral, mobil malah tak bisa jalan. Meski di gas polll !
Namun alangkah indahnya ketika pilihan itu didasari oleh data yang mantap. Adu gagasan yang cemerlang. Ketika berbeda, kita hormati. Ada sudut pandang berbeda.
Mari berdemokrasi yang sehat. Demokrasi yang membuat kita hidup damai. Bahu membahu membangun negeri yangvkaya raya ini. Mengelola sumber dayanya dengan baik untuk generasi mendatang.