Pagi itu kami survey tempat atau area bahu jalan yang akan ditanami pohon penghijauan. Beberapa lokasi telah kami tandai dengan menancapkan bambu. Sekalian, bambu itu sebagai perancah alias penguat dan pelindung batang pohon saat awal ditanam.
.
Kami memang menanam pohon dengan pilihan bahu jalan. Kami bersyukur menetap pada komplek yang jalan aksesnya lebar. Lebarnya ada yang 8 hingga 12 meter, termasuk bahu jalannya.
.
Sorenya, saat akan dilakukan penggalian lubang tanam, beberapa tonggak berubah tempat. Kami heran. Tak lama ada tokoh masyarakat yang menghampri.
.
“Mas, tadi saya pindah bambunya. Lokasi tadi bakal jadi jalan masuk”, sembari menunjuk lahan kosong yang sudah lama tak disentuh. Mohon maaf, nggak enak kalau nanti dibilang tidak dirawat.
.
“Ooo gitu, mohon maaf, ya Pak. Tanah ini ini mau dibangun klaster perumahan? jawab salah satu rekan.
.
“Wah, saya nggak tahu. Lha wong, pemiliknya saja saya hampir nggak pernah ketemu. Itu tadi perkiraan saja. Nanti, kalau pohonnya besar bisa menyusahkan”, sahutnya.
.
Kami pun mengiyakan. Menghormati pendapat beliau. Walaupun, sebenarnya kalau ditanam juga tidak apa-apa. Masih lama. Pohon seperti Mahoni Super, Jati Super atau Pohon Pelangi (Eucalyptus Rainbow), butuh waktu 3 agar membesar sepaha orang dewasa. Terlebih, gambar desain klasternya juga belum ada. Mana sebenarnya area yang bakal jadi jalan masuk/keluar.
.
Kenapa tidak apa2? Ya itu anjuran Nabi Muhammad SAW. Tanam dulu, kalau ada kendala tidak apa2 dipindah atau ditebang, tapi tanam lagi di area lain. Terlepas apa pun situasinya, saat ada bibit tanam dulu, tanam lagi.
.
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menanam tetumbuhan kemudian burung, manusia, dan hewan ternak memakan buah-buahan dari pohon yang dia tanam kecuali hal tersebut terhitung sedekah baginya”(HR. Bukhari)
.
In sya Allah akan menjadi amal jariyah. Bayangkan jika pohon itu ditanam dan bermanfaat, kemudian ada yang mengambil bibit atau bijinya, ditanam lagi. Begitu seterusnya. Tabungan kita bisa menggunung.
.
.
Semoga menjadi penyemangat kita.