Spasi

Bung Hatta, pernah memberikan nasihat. Sangat relevan dengan kondisi kekinian negeri kita.

“Jatuhbangunnyanegaraini,sangattergantungdaribangsainisendiri.Makinpudarpersatuandankepedulian,Indonesiahanyalahsekedarnamadangambarseuntaianpulaudipeta.Janganmengharapkanbangsalainrespekterhadapbangsaini,bilakitasendirigemarmemperdayasesamasaudarasebangsa,merusakdanmencurikekayaanIbuPertiwi.”

Enak dibacakah ? Bingung ? Petuah yang hebat tersebut menjadi sulit dibaca. Walhasil sulit di mengerti.

Coba dibaca lagi dengan format ini.

“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

Saya yakin, sekarang pesan ini lebih gampang dibaca. Maknyes. Lebih mengena. Cepat merasuk ke dalam jiwa.

Apa pembedanya ? Ya. Untaian kalimat terakhir menggunakan spasi. Spasi hanya jarak antar kata. Namun menjadi pembeda. Kalimat lebih mudah dicerna. Nasihat salah satu proklamator kemerdekaan negeri kita itu pun, jelas maknanya.

Tak ubahnya menggerakkan roda perusahaan. Ada kalanya perlu berhenti sejenak. Memberi jarak atas rutinitas.

Upaya jeda tersebut bisa berupa membuat kegiatan yang lain dari biasanya. Kegiatan di dalam ruang, bisa diganti dengan diskusi di kafe. Menyelesaikan masalah di kebun, misalnya. Menuntaskan masalah dengan ceria, fun.

Kalau biasa bekerja di lapangan, bagaimana ? Tiap hari ketemu hutan. Ladang. Alam terbuka. Coba, sesekali datang ke kantor pusat. Menikmati ruang kerja teman. Atau mampir di perpustakaan. Rasakan bedanya.

Bisa juga pergi ke suatu tempat favorit. Berlibur. Itu juga salah satu cara. Tidak harus mahal, kok.

 Journal Applied Research in Quality of Life menerbitkan salah satu hasil penelitiannya. Rasa bahagia akan meningkat tajam bagi orang yang berlibur dibandingkan dengan mereka yang tidak liburan. Tidak hanya itu, satu kali liburan juga dapat membuat seseorang merasa bahagia selama 8 bulan. Merefresh kinerja otak selama bekerja.

Spasi nampak sepele. Tapi ia menjadi pembeda. Mari kita temukan dan ciptakan spasi perjalanan kita. Insya Allah, itu akan menambah daya dorong berkarya.

 

 

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × five =