Blak-blakan? Boleh.

Tulisan ini bentuk keprihatinan saat menemukan masalah sepele yang berlarut penyelesaiannya. Setelah dicari akar masalahnya, salah satunya adalah karena masalah komunikasi. Ada hal menarik saya coba bagi kepada leader semua. Semoga berkenan. Kali ini terkait konsep berinteraksi yang disebut Radical Candor
.
Konsep yang digagas Kim Malone Scott. Mantan petinggi Google dan Apple.
.
Buku yang diterbitkannya berjudul: ‘How to Get What You Want by Saying What You Mean’
.
Apa itu arti kata ‘candor’ :
“the quality of being open and honest in expression; frankness”
(terus terang, blak-blakan, opo anane : kata Arema)

Konsep ini menggambarkan empat jenis perilaku komunikasi:

1.Ruinous Empathy (Empati yang Merusak):
Seseorang tidak memberikan umpan balik. Ia berbicara dengan berbelit-belit. Atau bahkan, sekedar diam. Itu semua dilakukan untuk menjaga perasaan. Ini cenderung menghasilkan ketidakjelasan dan konflik terpendam.

2.Obnoxious Agression (Agresi yang Menjengkelkan):
Sebaliknya, seseorang memberikan umpan balik yang tajam dan jujur, tetapi tanpa berempati. Ini bisa berdampak negatif pada motivasi dan kepercayaan.

3.Manipulatif Insincerity (Kepalsuan Manipulatif):
Ditemui suatu kondisi, umpan balik mungkin disampaikan dengan lembut, tetapi sebenarnya tidak jujur. Ini dapat menciptakan ketidakpercayaan juga

4.Radical Candor (Keterbukaan Radikal):
Ini adalah tujuan dari konsep ini, di mana seseorang memberikan umpan balik yang tajam dan jujur sambil tetap menjaga empati. Ini menciptakan lingkungan di mana orang dapat berkembang secara pribadi dan profesional.
.
..
Mengapa Radical Candor Penting?

Radical Candor dapat menciptakan pondasi yang kuat untuk hubungan kerja yang sehat dan produktif dalam organisasi.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendekatan ini dapat membuat organisasi jadi kuat dan kokoh:

1.Peningkatan Komunikasi:
Radical Candor mendorong komunikasi yang jujur dan terbuka di antara anggota tim. Ini memungkinkan masalah diatasi dengan cepat. Menghindari konflik yang terpendam. Tentu saja bisa mendorong pemecahan masalah kolaboratif dan tuntas.

2.Pengembangan Pribadi dan Profesional.
Dengan menerima umpan balik yang jujur, individu memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Setiap anggota organisasi semakin dewasa. Bisa membedakan mana personal dan mana profesional/organisasi. Mereka dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan bekerja bersama melakukan perbaikan.

3.Meningkatkan Kepercayaan:
Rasa percaya di antara rekan kerja tumbuh dan tambah kuat. Mereka tahu bahwa umpan balik yang mereka terima adalah dari hati dan bermaksud baik. Hal ini jelas membantu membangun hubungan yang kuat di dalam tim.

4.Peningkatan Kinerja: Ketika umpan balik dari hati dan bermaksud baik, maka orang merasa didukung dan memungkinkan mereka berkembang. Kinerja secara keseluruhan meningkat. Organisasi lebih produktif.

5.Keterlibatan Karyawan: Ketika karyawan merasa didengar dan dihargai, mereka lebih cenderung terlibat dalam pekerjaan mereka dan membangun loyalitas terhadap organisasi.

Disarikan dari beberapa sumber.
.
Salam Sehat.
Salam Selamat.
Salam 1T.
Salam Takzim.
.
Ari Wijaya
Memori Jendela @7106B RSPI Bintaro. Saat menunggu hasil tes laboratorium sebagai acuan keputusan bisa melanjutkan istirahat di rumah.

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 + 3 =