Perubahan Kecil, Berdampak Besar

Perubahan Kecil, Berdampak Besar
By Capt. Mike Abrashoff, Mantan Komandan Kapal Perang USS Benfold
.
I did something that had never been done before in the history of the navy.
.
I interviewed every sailor on the ship, INDIVIDUALLY. All of 310 of them, but in these interviews, I said to my sailors, I don’t care what your age is, I don’t care what your rank, I don’t care how long you have been here. You can come to work every day, and you can CHALLENGE every aspect of our operation and if you have an idea how to improve a process 1%, I want to hear from YOU.

I said to them, we can not change the rest of the navy, it is 320.000 people. but you know what we can do? we can make our own little piece of it. the BEST and the SAFEST that we possibly can and if we were 1% BETTER today than we were yesterday and 1% BETTER tomorrow than we are today NOBODY’S going to touch us. And what happened they started taking OWNERSHIP of the ship.

They started working together BETTER as a team and morale improved and they started collaborating BETTER.

And in 15 months, the same crew that was performing near the bottom was awarded the SPOKANE TROPHY which was an award started in1908 by President Theodore Roosevelt and given annually to the BEST ship in the Pacific Fleet. And in years three and four after that USS Benfold won the award for BEST ship in the ENTIRE US Navy.

And its because what we instilled was something that we weren’t VICTIMS but instead we were going to be intellectually curious and do whatever we can to put ourselves in a position to control our own DESTINY.
.
_____
Saya melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah Angkatan Laut.

Saya mewawancarai setiap pelaut di kapal, SECARA INDIVIDU Sebanyak 310 orang. Tetapi dalam wawancara ini, saya berkata kepada seorang pelaut, saya tidak peduli berapa usianya, saya tidak peduli pangkatnya, saya tidak peduli sudah berapa lama dia disini. Anda dapat datang bekerja setiap hari, dan anda dapat MENANTANG setiap aspek operasi kami dan jika anda memiliki ide bagaimana meningkatkan proses 1%, saya ingin mendengarnya dari ANDA.
.
Saya berkata kepada mereka, kita tidak bisa mengubah semua angkatan laut sebanyak 320.000 orang, tapi kamu tahu apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa membuat bagian kecil kita sendiri yang TERBAIK dan yang TERAMAN yang kita bisa, dan jika kita 1% bisa LEBIH BAIK hari ini dari pada kemarin, dan 1% LEBIH BAIK besok dari pada hari ini, pasti TIDAK ADA yang akan menyentuh kita. Dan apa yang terjadi, mereka mulai mengambil KENDALI atas kapal.
.
Mereka mulai bekerja sama LEBIH BAIK sebagai tim, dengan semangat yang meningkat dan mereka mulai bekerja sama LEBIH BAIK.
.
Dalam waktu 15 bulan, kru yang sama yang sedang melakukan kinerja di dekat dasar dianugerahi TROFI SPOKANE yang merupakan penghargaan yang dimulai pada tahun 1908 oleh presiden Theodore Roosevelt penghargaan itu diberikan setiap tahun kepada kapal TERBAIK di Armada Pasifik, dan dalam tiga – empat tahun setelah itu, USS Benfold memenangkan penghargaan untuk KAPAL TERBAIK di seluruh Angkatan Laut AS.

Hal itu bisa terjadi karena apa yang kami tanamkan adalah sesuatu pemahaman berfikir bahwa mereka bukanlah KORBAN tetapi sebaliknya kami menanamkan rasa keingintahuan secara intelektual dan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menempatkan diri kami dalam posisi untuk mengendalikan TUJUAN kami sendiri.
..
Alih bahasa oleh : Rina Wirastuti, BoD Support of PT. Elnusa Fabrikasi Konstruksi

Four Disciplines of Execution

The 4 Disciplines of Execution  (4DX)
by: Chris McChesney, Sean Covey, dan Jim Huling
.

Kajian tersebut mengungkapkan betapa whirlwind (pusaran angin) yang sebenarnya adalah hal-hal yang mendesak, membuat kita luar biasa terganggu konsentrasinya untuk menyelesaikan hal-hal yang sifatnya lebih penting. Begitu banyak perencanaan hebat yang kita lakukan, awalnya terlaksana baik, namun pada akhirnya layu dan sirna karena semua orang yang terlibat harus menangani hal-hal lain yang kelihatannya lebih penting dan mendesak.
.
Benar sekali sih, kalau kita mengabaikan hal-hal yang mendesak, tentu kita akan mengalami banyak masalah sekarang. Namun jika sebaliknya kita mengabaikan yang penting, maka kita akan menjumpai masalah di kemudian hari.
.
Jika kita hanya mengurusi whirlwind saja, maka kita tidak akan maju sejengkal pun, walau sebesar apapun energi yang kita curahkan di sana. Kita harus fokus melaksanakan tugas untuk mencapai goal yang paling penting di tengah dahsyatnya pusaran angin!

Secara sederhana, konsep 4DX ini didasarkan pada prinsip focus, leverage, engagement, dan accountability, terlihat dari 4 prinsip berikut:
1. Focus on the Wildly Important (max 2 target).
2. Act on the Lead Measures
3. Keep a Compelling Scorecard
4. Create a Cadence (irama) of Accountability
.
Pertama:
Fokus. Ini hal yang mudah dan sederhana, tetapi tak ada perusahaan yang melakukannya. Kebanyakan perusahaan memiliki banyak target, 15 target misalnya. Atau, target selalu berubah. Hal pertama yang kami ajarkan adalah menetapkan hanya satu atau dua target dan membuatnya sangat jelas yang bisa dibuat formulanya.

Kedua:
Act on the lead measures. Misalnya, jika ingin melakukan diet, lag measure-nya adalah kegemukan yang akan dikurangi dan lead measures-nya adalah pola makan dan olah raga. Dalam bisnis, kebanyakan perusahaan justru fokus pada lag measures.
.
Ketiga:
Keep a compelling scoreboard. Setiap orang di perusahaan perlu tahu mengenai posisinya, apakah menang atau kalah dalam persaingan. Di Marriot, bahkan pelayan memiliki scoreboard sehingga mereka bisa mengetahui kinerja mereka, apakah sesuai dengan target atau belum.
.
Keempat:
Create a cadence of accountability, misalnya melakukan pelaporan secara reguler atau rapat satu kali seminggu untuk mempertanggungjawabkan apa yang tengah dilakukan untuk mencapai targetnya.

Sepuluh Hal yang Dapat Melunturkan Kharisma

10 Hal yang Dapat Melunturkan Kharisma Anda.
by : Fay Irvanto (Founder Charisma Class, Fay Irvanto, Inc.)
.

1. Arogansi: Rasa penting diri yang berlebihan dan sikap superioritas dapat menjauhkan orang daripada menarik mereka.

2. Tidak Autentik: Berpura-pura menjadi seseorang yang Anda sebenarnya tidak atau memainkan peran palsu dapat merusak kepercayaan dan autentisitas, yang merupakan komponen penting dari kharisma.

3. Kurang Empati: Mengabaikan atau meremehkan perasaan dan pandangan orang lain dapat membuat Anda terlihat terputus dan tidak peduli.

4. Negativitas yang Berlebihan: Terus-menerus fokus pada hal-hal negatif dapat menguras energi dari interaksi dan membuat Anda kurang menarik untuk didekati.

5. Egois: Selalu mengarahkan percakapan pada diri sendiri dan kepentingan Anda tanpa menunjukkan minat pada orang lain dapat membuat orang menjauh.

6. Kurang Percaya Diri: Meskipun rendah hati penting, kekurangan kepercayaan diri total dapat merusak kemampuan Anda untuk mendapatkan perhatian dan rasa hormat.

7. Keterampilan Mendengarkan yang Buruk: Mengabaikan orang lain atau tidak memperhatikan saat mereka berbicara menunjukkan kurangnya rasa hormat dan minat.

8. Sikap Yang Terlalu Dominan: Terlalu tegas atau dominan dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan menciptakan jarak.

9. Ketidakandalan: Gagal memenuhi komitmen atau tidak menepati janji dapat merusak kepercayaan dan kredibilitas.

10. Sikap Tidak Menghargai Orang Lain: Perlakuan buruk atau tidak hormat terhadap orang lain dengan cepat dapat menghancurkan persepsi positif terhadap kharisma.

Kharisma dibangun atas hubungan yang tulus, rasa hormat, dan interaksi positif. Menghindari perilaku merusak ini dapat membantu Anda mempertahankan dan meningkatkan kharisma alami Anda.

Analisis Mbok Jamu

Dalam rangka meliput kemajuan ekonomi mikro, tim reporter salah satu  TV swasta melakukan reportase di sebuah pasar dekat Stasiun Lempuyangan, Jogja.

Mereka menghampiri seorang mbok penjual  jamu gendong…

Setelah berbasa-basi, sang reporter mewawancarai si mbok dan kamera mulai jalan.

Reporter :
‘Mbok…sudah lama jual jamu gendong ?
Apa saja yang dijual ini ?’

Mbok Jamu :
‘Saya mulai jualan ini sejak bapaknya anak-anak meninggal lima tahun lalu.
Di sini ya jual jamu beras kencur, cabe lempuyang, galian singset dan lain lainnya…’

Reporter :
‘Sudah lima tahun !
Emang margin-nya cukup, sampe bisa bertahan lima tahun ?
Margin itu keuntungan atau bathi kalau bahasa Jawa, mbok…’
(Sang reporter berusaha menerangkan agar si mbok paham).

Mbok Jamu :
‘Begini mas…saya membangun platform bisnis karena di sini market-nya memang ada dan belum terpenetrasi oleh jaringan pemodal besar dari kota.
Bisnis ini ndhak semata-mata untuk meng- capture margin, tapi saya ingin platform ini sebagai anchor of business atau market maker di kampung ini.
Saya juga ingin pasar ini jadi semacam market place of ideas bagi warga kampung ini…’

(Si reporter kaget dengan istilah dan penjelasan mbok jamu)

Reporter :
‘Maksud mbok ?’

Mbok Jamu :
‘Kan kalau mereka ngumpul sambil minum jamu, suka ngobrol, sharing informasilah.
Dengan informasi itu saya jadi tahu produk apa saja yang preferable ke depannya…’
(Si reporter jadi tambah minder)

Reporter :
‘Ada yang suka ngutang nggak mbok ?’

Mbok Jamu :
‘Ada….tapi salah satu tujuan saya jual jamu, supaya bisa men- deliver confidence bagi warga kampung, para petani atau orang-orang yang lewat, mereka tetap bisa sehat walau sedang ndhak punya uang.
Yang penting, mereka bisa survive bekerja, lalu platform ini tetap bisa sustain.’

(Si reporter mulai berpikir, jangan-jangan mbok ini temannya pejabat tinggi).

Reporter :
‘Bagaimana kalau mereka nggak bayar ?’

Mbok Jamu :
‘Kalo sampe akhir bulan mereka ndhak punya duit…biasanya mereka menawarkan skema debt to commodities swap.
Bayar pakai sayuran, singkong, ubi, pisang, atau apa saja…’
(Si reporter semakin keder).

Reporter :
‘Apakah akhir-akhir ini yang minum jamu berkurang ?’

Mbok Jamu :
‘Menurut saya purchasing power masyarakat memang terus turun, tapi kesadaran mereka untuk hidup sehat melebihi orang kota.
Awarness to healthy-nya sangat tinggi.
Mungkin pola konsumsinya yang berubah.
Katanya untuk Q-3 tahun 2023 ini ekonomi Cina tumbuh 6,9%, harusnya itu pertanda baik buat usaha orang-orang di sini…’
(Si reporter ngebatin, ‘saya aja gak tahu, ekonomi Cina tumbuh 6,9%’, dan mulai kehabisan pertanyaan).

Reporter :
‘Mbok kenal sama Sri Mulyani ?’

Mbok Jamu :
‘Ya kenal lah…kebetulan bu Sri itu pelanggan setia  mbok setiap berkunjung ke Jogja dan juga satu grup WA…’

Reporter
pantesan mbok ngerti semua istilah ekonomi…
.
.
Pesan moral jangan menganggap kecil/sepele pekerjaan seseorang, apa pun pekerjaan nya.
.
Catatan: Saya salin cerita ini dari WAG. Semoga yang membuat cerita ini mendapat pahala amal jariyah. Mohon izin saya posting tanpa nama, karena sampai hari ini, saya belum tahu siapa yang pertama kali membuat kisah ini.
.

Sepuluh Supervisory Behavior yang Wajib Dimiliki Para Leader

Sepuluh Supervisory Behavior yang Wajib Dimiliki Para Leader
by SHIFT Indonesia, 31 Maret 2023
.
Seorang supervisor atau pemimpin yang baik dapat memahami aspirasi anggota timnya dan membimbing mereka. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan perilaku supervisory atau supervisory behavior yang tepat.
.
Excellent people, seorang pemimpin memiliki peran manajerial yang melekat dalam fungsinya, ia harus mengarahkan dan memimpin tim dari berbagai bagian yang berbeda di organisasi agar dapat bekerja secara harmonis. Pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam peran ini? Jika iya, maka Anda harus mengembangkan kemampuan ‘supervisory behavior’ untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif.
.
10 Supervisory Behavior
Menurut pendekatan motivasi, supervisori secara positif mempengaruhi hasil kerja karyawan. Perlu dipahami bahwa tujuan perusahaan akan tercapai jika setiap individu mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab. Disinilah peran pemimpin utamanya dalam hal mengarahkan karyawan untuk bisa bekerja secara efisien dan produktif sangatlah diperlukan. Tentu ini bukanlah pekerjaan mudah, namun dengan memiliki 10 perilaku di bawah ini Anda dapat menjalankan tugas supervisor dengan efektif.

1. Spesifik Work Planning (Merencanakan Kerja)
Yaitu menyusun rencana kerja sendiri dan rencana kerja bawahan secara spesifik berdasarkan Goal setting yang ingin dicapai dengan menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).

2. Making Assignment (Memberikan Penugasan)
Setelah rencana kerja siap, berikutnya adalah berikan penugasan langsung kepada orang-orang yang bersangkutan. Beberapa hal yang perlu Anda lakukan ketika memberikan penugasan adalah memberi penjelasan tugas (kuantitas, kualitas dan lama waktu pelaksanaan), bertanya pada karyawan tentang pemahamannya atas pekerjaan tersebut, mendapat komitmen dari karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai arahan, memberi jadwal tindak lanjut tentang pemeriksaan penyelesaian pekerjaan.

3. Giving Direction (Memberikan Pengarahan)
Setelah tim memahami tugas mereka, pastikan Anda memberikan instruksi yang jelas tentang metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

4. Following Up (Tindak Lanjut)
Melakukan tindaklanjut yang diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan penugasan yang diberikan. Hal yang perlu diketahui disini adalah masalah akurasi penyelesaian tugas, jika ada ketidaksesuaian maka lakukan identifikasi faktor penyebabnya dan berikan umpan balik yang positif dan konstruktif.

5. Positive Feedback (Umpan Balik Positif)
Seorang pemimpin harus dapat melihat kinerja tim dan memberikan umpan balik positif baik secara verbal maupun non-verbal untuk menghargai apa yang telah dikerjakan dengan baik. Umpan balik yang positif akan menjadi motivasi bagi semua orang untuk terus bersemangat melakukan pekerjaan dan memperkuat perilaku positif.

6. Constructive Feedback (Umpan Balik Konstruktif)
Jika umpan balik positif digunakan untuk mengapresiasi hasil baik yang telah dicapai, sebaliknya umpan balik konstruktif digunakan untuk mengambil tindakan korektif atas perilaku dan kinerja yang masih harus ditingkatkan. Umpan balik konstruktif harus dilakukan tepat waktu segera setelah diketahui, libatkan karyawan untuk membahas tentang hal yang harus ditingkatkan. Selanjutnya pastikan bahwa perbaikan tersebut menjadi suatu kebiasaan.

7. Coaching & Support (Pendampingan & Dukungan)
Salah satu hal yang dibutuhkan karyawan adalah kehadiran pemimpin. Jadwalkan pertemuan baik itu secara online atau tatap-muka langsung, dampingi tim menghadapi permasalahan yang terjadi, berikan jawaban atas semua pertanyaan mereka, dan tidak ketinggalan berikan dukungan termasuk pelatihan yang dibutuhkan.

8. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Gunakan pengalaman dan keahlian Anda untuk bekerjasama dengan karyawan melakukan upaya pemecahan masalah bersama-sama. Dapatkan komitmen bersama dari setiap anggota tim dan libatkan mereka semua untuk mengenali masalah dan menemukan solusi terbaiknya.

9. Reporting (Pelaporan)
Membuat laporan atau dokumentasi tidak kalah penting dari membuat rencana kerja. Pemimpin harus memiliki dokumentasi hasil nyata yang spesifik, lengkap, dan terukur sebagai dasar membuat perencanaan tindakan berikutnya.

10. Positive Work Relationship (Hubungan Kerja Positif)
Membangun hubungan kerja yang transparan dan saling menghargai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
.

.
Catatan : Terima kasih kepada Redaksi Majalah SHIFT Indonesia. Semoga menjadi amal kebaikan dengan diizinkannya penyebarluasan materi yang bernas ini.

Petugas Kebersihan NASA

Petugas Kebersihan NASA
by: Tim INALEAD
.
.
Pada tahun 1962, Presiden John F. Kennedy mengunjungi NASA.

Setahun sebelumnya, dia membuat pidatonya yang terkenal:

“Amerika Serikat akan menempatkan manusia di bulan pada akhir tahun 60-an”.

Dalam kunjungannya, ceritanya, dia bertemu dengan seorang petugas kebersihan.

Pria itu sedang menyapu lorong saat JFK mendekatinya.

“Hai, saya Jack Kennedy,” katanya kepada petugas kebersihan. “Apa yang sedang kamu lakukan?”

Petugas kebersihan menjawab:

“Pak Presiden, saya membantu menempatkan manusia di bulan.”

____

Kisah ini mungkin legenda, melebihi kebenaran. Terlepas dari itu, ia memiliki pelajaran yang kuat. Bagi petugas kebersihan, pekerjaannya sangat berarti. Dia tidak hanya menyapu debu. Dengan membersihkan lorong, dia:

• Menyediakan lingkungan kerja yang aman
• Mendukung para insinyur NASA
• Berkontribusi pada misi

Petugas kebersihan memiliki apa yang diinginkan begitu banyak orang. Dia memiliki tujuan.

*

Ada banyak alasan kita bekerja.
• Untuk mendapatkan uang
• Untuk menemukan kepuasan
• Untuk meningkatkan kehidupan kita

Setiap orang memiliki motivasinya masing-masing. Namun, kita menginginkan adanya rasa terarah, adanya tujuan (mulia). Kita semua ingin tahu bahwa waktu kita tidak terbuang sia-sia. Kita semua ingin percaya bahwa kita berbuat baik.

*

Bagaimana Anda menemukan tujuan dalam pekerjaan Anda? Ini ada pendekatan sederhana:

• Identifikasi SIAPA yang Anda layani
• Perjelas MENGAPA Anda melayani mereka
• Hubungkan BAGAIMANA pekerjaan Anda dapat memberikan kontribusi

Kemudian ingatkan diri Anda tentang hal itu setiap hari. Anda tidak hanya melakukan pekerjaan. Anda menempatkan seseorang di bulan, dalam versi Anda.

*
Saatnya bertanya…

“Apakah saya memiliki kejelasan tujuan dari peran/pekerjaan saya hari ini?”

Catatan : Terima kasih Tim INALEAD atas artikelnya. Semoga menjadi amal kebaikan ketika kiat ini menyebar luas.

TRUST

TRUST
Oleh: Dr. TA. Kurniawan, ST., MSc.

Kita biasa mengartikan trust sebagai kepercayaan, jika itu berkaitan dengan kata benda. Forbes, sebuah media global yang bereputasi, dalam salah satu tulisannya menempatkan kepercayaan sebagai faktor paling penting menuju kesuksesan, baik pada konteks personal maupun institusional. Saat ini, dunia dihadapkan pada rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap 4 institusi dasar, yaitu pemerintah, media, bisnis, dan lembaga nonpemerintah (NGO), sebagaimana dirilis oleh Edelman Trust Barometer. Tingkat kepercayaan yang rendah akan mengakibatkan atmosfer interaksi yang tidak positif yang pada ujungnya sangat berpengaruh pada kinerja personal dan institusional. Terlebih lagi, dunia saat ini berada pada era informasi dengan beragam platform teknologi digitalnya menuntut tingkat kepercayaan yang sangat tinggi jika kita ingin tetap bisa eksis di tengah gelombang disruptif yang datang secara cepat dan tidak bisa dengan mudah diprediksi.

Paul J. Zak, seorang profesor di Claremont Graduate University USA yang menekuni bidang Neuroeconomics, menjelaskan hasil penelitian neurosciencenya bahwa brain chemical oxytocin level dalam diri seseorang yang distimulasi oleh lingkungan yang mampu membangun culture of trust akan sangat berpengaruh pada tingkat loyalitas dan produktivitas dirinya dalam lingkungan kerja. Berdasarkan ekperimennya, Prof. Zak menemukan fakta bahwa produksi Oxytocin yang tinggi (identik dengan kepercayaan yang tinggi) dari seseorang bisa distimulasi dengan merekayasa perilaku manajemen yang positif, antara lain mengenali keunggulan ( recognize excellence), memberikan tugas yang menantang tetapi bisa diselesaikan ( induce challenge stress), memberikan keleluasan bekerja dengan cara mereka sendiri ( discretion in how they do their work), membangun relasi dengan sengaja ( intentionally build relationships). Penelitian ini membuktikan secara ilmiah bahwa lingkungan kerja yang dibangun dengan kepercayaan yang tinggi akan berpengaruh positif pada kondisi psikologis pekerja sehingga berdampak pada kinerjanya.

Kepercayaan ternyata harus diusahakan dan dibangun, dan bukan diminta. Eksperimen ini menjelaskan bahwa manajemen harus membangun lingkungan kerja yang mampu menumbuhkan kepercayaan dari para pekerja, sama sekali bukan hanya sekedar meminta para pekerja untuk begitu saja percaya kepada manajemen.

Ilmu pengetahuan yang kita ketahui saat ini, ternyata membuktikan kebenaran perjalanan dakwah Rasulullah SAW yang mampu mentransformasikan sebuah jazirah yang terbelakang dan tidak beradab menjadi sebuah masyarakat yang mampu menjadi kiblat peradaban terbaik dunia yang pernah ada. Dan, itu berawal dari kepercayaan. Beliau mendapatkan gelar al-Amin, yang artinya orang yang dapat dipercaya, dari masyarakat jahiliyah Mekkah jauh sebelum beliau mendapatkan risalah kenabian pada usia 40 tahun. Dengan modal integritas pribadi yang terbangun dari awal dan teruji itulah, beliau mampu menjalankan tugasnya sebagai Rasul dengan penuh keteladanan. Beliau tidak meminta orang untuk percaya dan taat kepadanya, tetapi pada akhirnya orang kemudian menaruh kepercayaan dan taat kepada beliau sekaligus mengikuti risalah beliau, mulai dari yang paling kaya sampai paling miskin, dari yang paling berkuasa sampai yang tidak punya kekuasaan sama sekali. Bahkan, jauh sesudah masa kehidupan beliau, risalah itu masih tetap diikuti oleh kita saat ini yang terpisah ribuan tahun lamanya. Maka, sangat bijak jika saat kita memperingati kelahiran beliau dalam rangka Maulid Nabi, bukan aspek seremoninya yang dikedepankan tetapi aspek revitalisasi diri dan institusi untuk meneladani pribadi yang dipercaya itulah yang mesti ditumbuhkembangkan.

Kepercayaan dan ketaatan bukanlah diminta, tetapi diberikan oleh mereka yang memang melihat dan merasakan bahwa diri kita memang pantas untuk dipercaya dan ditaati.

Salam perubahan.

©️ 2021-2022
Komunitas Perbaikan Tanpa Henti