Sepuluh Supervisory Behavior yang Wajib Dimiliki Para Leader
by SHIFT Indonesia, 31 Maret 2023
.
Seorang supervisor atau pemimpin yang baik dapat memahami aspirasi anggota timnya dan membimbing mereka. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan perilaku supervisory atau supervisory behavior yang tepat.
.
Excellent people, seorang pemimpin memiliki peran manajerial yang melekat dalam fungsinya, ia harus mengarahkan dan memimpin tim dari berbagai bagian yang berbeda di organisasi agar dapat bekerja secara harmonis. Pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam peran ini? Jika iya, maka Anda harus mengembangkan kemampuan ‘supervisory behavior’ untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif.
.
10 Supervisory Behavior
Menurut pendekatan motivasi, supervisori secara positif mempengaruhi hasil kerja karyawan. Perlu dipahami bahwa tujuan perusahaan akan tercapai jika setiap individu mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab. Disinilah peran pemimpin utamanya dalam hal mengarahkan karyawan untuk bisa bekerja secara efisien dan produktif sangatlah diperlukan. Tentu ini bukanlah pekerjaan mudah, namun dengan memiliki 10 perilaku di bawah ini Anda dapat menjalankan tugas supervisor dengan efektif.
1. Spesifik Work Planning (Merencanakan Kerja)
Yaitu menyusun rencana kerja sendiri dan rencana kerja bawahan secara spesifik berdasarkan Goal setting yang ingin dicapai dengan menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).
2. Making Assignment (Memberikan Penugasan)
Setelah rencana kerja siap, berikutnya adalah berikan penugasan langsung kepada orang-orang yang bersangkutan. Beberapa hal yang perlu Anda lakukan ketika memberikan penugasan adalah memberi penjelasan tugas (kuantitas, kualitas dan lama waktu pelaksanaan), bertanya pada karyawan tentang pemahamannya atas pekerjaan tersebut, mendapat komitmen dari karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai arahan, memberi jadwal tindak lanjut tentang pemeriksaan penyelesaian pekerjaan.
3. Giving Direction (Memberikan Pengarahan)
Setelah tim memahami tugas mereka, pastikan Anda memberikan instruksi yang jelas tentang metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
4. Following Up (Tindak Lanjut)
Melakukan tindaklanjut yang diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan penugasan yang diberikan. Hal yang perlu diketahui disini adalah masalah akurasi penyelesaian tugas, jika ada ketidaksesuaian maka lakukan identifikasi faktor penyebabnya dan berikan umpan balik yang positif dan konstruktif.
5. Positive Feedback (Umpan Balik Positif)
Seorang pemimpin harus dapat melihat kinerja tim dan memberikan umpan balik positif baik secara verbal maupun non-verbal untuk menghargai apa yang telah dikerjakan dengan baik. Umpan balik yang positif akan menjadi motivasi bagi semua orang untuk terus bersemangat melakukan pekerjaan dan memperkuat perilaku positif.
6. Constructive Feedback (Umpan Balik Konstruktif)
Jika umpan balik positif digunakan untuk mengapresiasi hasil baik yang telah dicapai, sebaliknya umpan balik konstruktif digunakan untuk mengambil tindakan korektif atas perilaku dan kinerja yang masih harus ditingkatkan. Umpan balik konstruktif harus dilakukan tepat waktu segera setelah diketahui, libatkan karyawan untuk membahas tentang hal yang harus ditingkatkan. Selanjutnya pastikan bahwa perbaikan tersebut menjadi suatu kebiasaan.
7. Coaching & Support (Pendampingan & Dukungan)
Salah satu hal yang dibutuhkan karyawan adalah kehadiran pemimpin. Jadwalkan pertemuan baik itu secara online atau tatap-muka langsung, dampingi tim menghadapi permasalahan yang terjadi, berikan jawaban atas semua pertanyaan mereka, dan tidak ketinggalan berikan dukungan termasuk pelatihan yang dibutuhkan.
8. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Gunakan pengalaman dan keahlian Anda untuk bekerjasama dengan karyawan melakukan upaya pemecahan masalah bersama-sama. Dapatkan komitmen bersama dari setiap anggota tim dan libatkan mereka semua untuk mengenali masalah dan menemukan solusi terbaiknya.
9. Reporting (Pelaporan)
Membuat laporan atau dokumentasi tidak kalah penting dari membuat rencana kerja. Pemimpin harus memiliki dokumentasi hasil nyata yang spesifik, lengkap, dan terukur sebagai dasar membuat perencanaan tindakan berikutnya.
10. Positive Work Relationship (Hubungan Kerja Positif)
Membangun hubungan kerja yang transparan dan saling menghargai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
.
.
Catatan : Terima kasih kepada Redaksi Majalah SHIFT Indonesia. Semoga menjadi amal kebaikan dengan diizinkannya penyebarluasan materi yang bernas ini.