Emang Boleh Sepeka Itu?

Izinkan saya berbagi hikmah..
Pelajaran ini berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Semoga isinya relevan dengan kondisi kita…
.
Emang Boleh Sepeka Itu?
(Tadabbur Surat At Taubah 40)
By : Edgarhamas
.
..
Salah satu momen yang barangkali akan meruntuhkan ‘sok kuatnya’ kita, adalah ketika seseorang tanpa ada angin dan badai tiba-tiba bertanya, “kamu lagi nggak baik-baik aja ya?”
.
Kita seperti dibaca olehnya, tepat di halaman terpenting; saat orang-orang sama sekali tak peduli.
.
Ketika yang lain membaca kita sebagai orang kuat dan tangguh, selalu tersenyum dan teguh padahal di dalamnya terseok-seok; lalu kita terbaca bahwa kita tak baik-baik saja.
.
Saya pun pernah akhirnya menangis sesenggukan karena pertanyaan sederhana itu, “kamu ga baik-baik aja ya?”
.
Seseorang yang mampu membaca kita, biasanya ia pun pernah melalui badai hidup yang sama, cobaan yang sama bahkan lebih berat.
.
Maka ia melihat cukup dari menunduk lesunya kita, atau dari helaan napas yang berat sambil duduk terkulai di kursi. Dari mata sayu yang kurang tidur itu.
.
Dan kau tahu? Ada kisah manusia paling tajam kepekaannya pada seseorang terabadikan dalam Al Qur’an. Di saat harus melakukan misi berat antara hidup dan mati, dikejar oleh pembunuh dengan janji upah sangat tinggi.
.
Kalimat itu terucap di gelap gua nan sempit, “jangan bersedih…”
.
Ialah baginda Rasulullah Nabi Muhammad. Gua Tsur nan sempit dan gelap itu beliau jadikan tempat bersembunyi bersama sahabatnya, Abu Bakar.
.
Padahal beliau sendiri sedang terancam, tegang dalam kejaran musuh. Tapi beliau tenangkan Abu Bakar:
.
“Jangan engkau bersedih, sungguh Allah bersama kita.”
__QS AT Taubah: 40
.
Bagaimana rasanya menjadi Abu Bakar dalam situasi itu?
.
Bisa saja Rasul tak berkata apa-apa, tak melakukan dan menasihati apa-apa. Tapi, Rasul tenangkan sahabatnya; karena Rasul peduli. Beliau peduli pada keadaan orang lain bahkan di saat paling berat. Shalallahu alaihi wasallam.
.
Jika bertemu orang yang mampu membaca bahwa dirimu sedang tak baik-baik saja saat yang lain tak peduli, pasti kau akan mengenangnya dalam memori teristimewa.
.
Dan, begitulah Abu Bakar menjadi perisai dan pembela Rasul paling perkasa. Karena Rasul peduli pada sahabat-sahabatnya.
.
“Kala itu Rasul sedang berhadapan pada tugas besar bernama hijrah yang dirongrong kaum musyrikin” kata Syaikh Abdullah Balqasim, “tapi, beliau tidak lupa untuk menghibur sahabatnya yang bersedih. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli pada sahabat kita.”
.
MasyaAllah!
.
Aku tahu kita seringkali tak baik-baik saja. Kamu bisa saja tak peduli, bisa saja tak pakai hati, karena kamu sendiri sudah remuk redam.
.
Tapi percayalah, salah satu hal yang kau butuhkan untuk mengobati kusamnya hidup itu adalah peduli. Dunia sudah kejam, kita jangan ikut-ikutan.

Silahkan share jika bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + thirteen =