“Hebatnya Keikhlasan”
Oleh : Hibatullah Ramadhana *)
Sore menjelang petang, kami berdelapan diamanahi oleh kampus untuk mengabdikan diri di sebuah taman pendidikan Al-Qur`an binaan kampus. Tempat itu bernama TPA-Al-Ikhlas. Jarak antara kampus kami dengan TPA Al-Ikhlas sekitar 7 Km. Setelah sesi perkenalan, kami sepakat bahwasannya kegiatan belajar menagajar di TPA tersebut akan dilaksanakan pada Kamis hingga Ahad setiap pekan.
Pasti kalian bertanya-tanya, mengapa kami yang berstatus mahasiswa disibukkan dengan kegiatan ajar mengajar di TPA. Kurang kerjaan kah? Bukankah sudah seabreg tugas dan lain-lain. Yap, betul. Kami kami mencari bekal untuk masa depan dari pagi hingga siang. Kami upayakan semua tugas untuk diri sendiri tuntas. Itulah salah satu keunikan dari kampus kami, Universitas Darussalam Gontor, karena kampus ini mempunyai sistem kepesantrenan. Sekaligus mewujudkan cita-cita Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor untuk turut bertanggung jawab memajukan ummat Islam dalan mencari ridha Allah. Itulah sore harinya manfaatkn untuk orang lain. Kami berganti tugas menjadi pengajar di Taman Pendidikan Al-Qur`an.
Hari yang ditunggu pun tiba. Kamis sore waktunya kami mengajar di taman Pendidikan Al-Qur`an. Karena jarak yang cukup jauh, Sebagian dari kami ada yang mengendarai sepeda dan juga mengendarai motor. Uniknya, ada yang tidak kebagian motor atau sepeda. Tapi, kerena panggilan tugas dan sangat bersemangat berkontribusi untuk mengajar ia pun memutuskan berjalan kaki.
Apa tidak melelahkan? Sangat melelahkan. Tapi lelah itu seakan hilang ketika melihat senyuman dan antusias anak-anak untuk belajar
Bukan kebetulan, nama TPA itu “Al-Ikhlas” yang menjadi inspirasi dan semangat kami. Kami tidak meminta untuk dibayar sepeser pun. Tujuan kami disini untuk mengajarkan apa yang telah kami dapat dari ilmu dan pendidikan yang telah kami tempuh. Karena ilmu yang tidak diamalkan layaknya pohon yang tidak berbuah.
Anak-anak yang ada di tempat kami mengajar kurang lebih berjumlah 35 anak, mulai dari TK hingga jenjang SMP. Bermacam-macam watak, juga karakter, itulah yang membuat tempat ini sangat kami rindukan.
Apakah bisa bekerja tanpa mengharapkan imbalan? Bisa, kami sebagai umat muslim percaya, sumber kebahagiaan yang kami dapatkan bukan hanya berdasarkan pada berapa banyak uang yang kami miliki, karena memang itulah prinsip kebahagiaan menurut ajaran agama islam.
Kebahagiaan kami cukup dengan melihat anak-anak yang kami ajarkan bisa mengaji membaca Kita Suci Al Qur’an dengan baik dan benar. Mereka lebih memahami ajaran-ajaran agama Islam. Tentunya mereka tumbuh dengan Al-Akhlaq-ul-Karimah. Dan mungkin dari tempat ini dan dari anak-anak ini, menjadi jalan kami menuju surganya Allah SWT.
Kami yakin bahwasannya setiap anak di seluruh pelosok negeri berhak mendapatkan ilmu dan Pendidikan. Mungkin, dengan cara ini kita bisa bersama-bersama membangun bangsa dan negara yang lebih maju.
*) Hibatullah Ramadhana atau lebih dikenal dengan Ibat. Ia adalah mahasiswa Semester I, Prodi Manajemen Bisnis, FEB Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo.