Perempuan itu Tiang Negara

Islam menaruh perhatian khusus dan tinggi terhadap perempuan. Perempuan mempunyai peran ganda dalam kehidupan. Peran sebagai ibu dan juga sebagai istri. Perempuan sebagai istri adalah sosok yang mendukung suami dalam berkarya. Penyemangat dan pendorong, bahkan memperkuat. Sebagai ibu, ia yang melahirkan dan membesarkan anak. Perempuan sebagai ibu adalah madrasah pertama. Sekolah yang paling awal. Tak dapat dipungkiri, ia orang yang pertama dan paling dekat dengan anak. Semenjak lahir, hampir setiap waktu ibu selalu ada bersama anak. Menyusui, memberi asupan energi, merawat, dan yang terpenting adalah mengajak berkomunikasi dan mengajari berbicara.

Peran besar itulah, seorang perempuan apa pun kondisinya, dituntut untuk memiliki ilmu. Ilmu terkait tumbuh kembang anak. Termasuk yang utama, Ilmu Agama. Ibu itu role model. Anak belajar dari lisan dan perilaku sang ibu. Anak yang sering melihat ibunya beribadah, atau sering mendengar ibunya tilawah, melantunkan ayat suci Al Quran, akan tumbuh sebagai manusia yang akrab dengan kegiatan yang mendekatkan diri dengan Allah SWT. Lebih kenal dengan Sang Maha Pencipta.

Dalam skala lebih besar, perempuan memiliki peran sentral menentukan masa depan bangsa. Bagaimana tidak? Titik tonggak kehidupan bermasyarakat dimulai dari keluarga. Mereka menentukan hitam putihnya kehidupan dari mulai diri sendiri, melangkah di ruang lingkup keluarga, masyarakat dan negara. Tak heran ada kalimat hikmah dari para ulama:

Perempuan adalah tiang negara. Apabila perempuannya baik maka baik pula negara. Apabila perempuannya rusak maka akan rusak pula negara.

Yayasan Tarbiyatul Ummah-Qaulun Ma’rufun, mohon izin, untuk mengambil peran itu.Kami ingin berkontribusi, meski dalamporsi yang kecil.

Kami mengundang generasi muda perempuan, setidaknya yang sudah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas untuk bergabung pada *Program Perempuan Tiang Negara*. Nama sesuai dengan cita-cita besar. Program pendidikan yang menitikberatkan perempuan menjadi penghafal Al Qur’an (Hafizhoh) dalam 1 tahun. Plus dibekali materi keislaman dan materi sisipan bekal menjadi generasi unggul.

Apa program ini berbiaya?
Ya. Biaya yang dikeluarkan semata untuk membiayai kegiatan/pengeluaran operasional.

Jika ingin mendapatkatkan informasi lebih lanjut, mohon sudi kiranya menghubungi :

Kak Zahra : 08174170272 | Kak Vira : 089504552479

Kami juga menyediakan Jalur Beasiswa. Surat permohonan peminat dan data riwayat hidup dapat dikirimkan melalui : ariwijaya@gmail.com dengan subyek : Beasiswa Program Perempuan Tiang Negara.

Oh ya, jika sahabat ada yang bersedia menjadi orang tua asuh/angkat perempuan yang terpilih, Saya sangat senang dan bangga. Kenapa ? Usaha yang bisa berbagi bahu membahu menciptakan manusia bersumber daya unggul.

Jika berkenan, bisa langsung kontak saya, Ari melalui WA : 08111661766.

Semoga ikhtiar ini manjadi amal jariyah kita semua. Terima kasih.

Terusan Venus 58

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin.

Puji syukur kehadirat Allah azza wajalla. Atas perkenan dan ridloNYA, amanah orang tua telah kami tunaikan.

Rumah penuh perjuangan itu, usai sudah direnovasi. Rumah yang dulu dibangun dengan kondisi darurat. Ada peristiwa penting saat itu. Sehingga, kami menempati dalam kondisi belum sempurna. Dibangun secara bertahap. Pada tahun 1986 menjelang saya ujian SMP, rumah tersebut sudah kami tempati. Bapak, Ibu, saya dan adik hijrah dari rumah di Guyangan, Tlogomas. Hanya beda dusun. Rumah yang sering kami sebut, TV58. Sebutan unik sesuai alamat rumah : Jl. Terusan Venus No, 58, Tlogomas RT 01/05, Malang, Jawa Timur 65144.

Salah satu catatan dan teladan yang saya bangun adalah orang tua kami memang punya jalinan silaturahim yang luas. Aktivitas sosial dan kemauan berbaginya juga tinggi, Tak heran, rumah itu juga menjadi tempat berkumpul dan markas kegiatan. Padahal mereka pensiunan. Semasa hidupnya, Bapak dan Ibu pernah memberikan wejangan, dan menjadi cita-cita luhur orang tua saya: menjadikan rumah itu membawa manfaat kepada orang lain.

Kini, mereka sudah wafat, dipanggil kembali oleh Illahi rabbi. Bapak berpulang pada tahun 2000. Adik saya wafat 10 tahun lalu. Saat ia masih tergolong muda, 22 tahun. Ibu juga sudah tiada, 2 tahun lalu.

Oleh karenanya, kami sekeluarga bertekad menjadikan rumah itu sesuai amanah beliau. Ide besarnya, rumah itu menjadi tempat menimba ilmu. Lebih utama ilmu agama Islam. Kami menyasar yang mendasar, belajar Al Qur’an. Di tambah lagi ilmu lainnya, termasuk ilmu manajemen. Ruang kelas, hasil re-design, juga bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti rapat warga, kegiatan tahlilan, dan lainnya. Kegiatan tersebut diwadahi dalam yayasan, agar dikelola lebih profesional.

Kami sepakat rumah tersebut diwakafkan. Kami bekerja sama dengan Yayasan Tarbiyatul Ummah Qaulun Ma’rufun.

Renovasi rumah agar sesuai cita-cita itu telah rampung. Kami juga menyiapkan dana untuk operasional harian. Operasional kegiatan termasuk untuk para guru, musyif/musyrifah, trainer, dan juga tenaga pendukung membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Kami terus berupaya menggalang dana. Salah satu, upaya agar kegiatan bisa berlangsung dengan baik.

Bagi sahabat yang pernah singgah, ada sedikit perubahan tampak depan dan juga beberapa ruang di dalam rumah. Saat ini rumah kenangan itu kami beri nama HCQ Tlogomas (Halaqoh Cinta al Qur’an).

“Halaqoh adalah kegiatan mengajar. Seorang guru yang dipandang mumpuni mengajar para murid dalam sebuah tempat, biasanya di masjid atau serambi, dengan dilingkari para murid. Tradisi halaqah ini sebenarnya bersumber dari Nabi  Muhammad. Dicontohkan ketika melakukan bai`ah `Aqabah Kanjeng Nabi duduk dikelilingi oleh para muslim awal dari Madinah (Yatsrib).  Tradisi tersebut kemudian berkembang sebagai pengajaran di masjid-masjid di dunia Islam awal, dengan pengajarnya adalah para sahabat yang dikirim Nabi Muhammad. Para tabi`in meneruskan tradisi ini di masjid-masjid, sehingga dikenal Halaqah Imam Hasan al-Bashri, Halaqah Imam asy-Syafi`i, dan lain-lain”.

Sumber: NU online. https://www.nu.or.id/post/read/40946/halaqah

Kami sadar, punya jangkauan terbatas. Sumber daya yang tidak berlimpah. Di samping itu, niat luhur kami mengajak  berbagi peluang untuk beramal sholeh. Mengajak sahabat bahu membahu. Kami yakin dengan semakin banyak orang yang terlibat akan semakin luas manfaatnya. Menjadi amal jariyah bagi kita semua.

Mau turut serta di dalam amal kebaikan ini ?

Kami mengajak sahabat untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut dengan berdonasi melalui :

Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Malang

No. Acc. : 6016106019  | Yayasan Tarbiyatul Ummah Qaulun Marufun

Terima kasih sebelumnya atas perkenan dan perhatiannya.

Jazakumullaah khairan katsiran.

Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik dan lebih banyak.

 

Silaturahim Nasional

Sering didengar dan disebut kata alumni. Sesuai KBBI, alumni adalah orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi. Alumni memiliki posisi dan peran strategis. Tak terkecuali alumni perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai almamater dengan alumninya dapat bersimbiosis mutualisma. Keduanya, jika memiliki hubungan yang sangat kuat, bisa saling menguntungkan dan saling mendapatkan manfaat kebaikan.

Alumni secara tidak langsung bisa berperan sebagai sales promotion person. Alumni adalah show chase, contoh nyata almamaternya. Alumni menjadi daya tarik bahkan bisa menarik calon mahasiswa masuk kuliah di kampus almamaternya.

Alumni juga menjadi titik fokus yang strategis oleh masyarakat karena dilihat dan berinteraksi langsung dengan lingkungannya di tengah masyarakat. Pun, dengan lembaga lain. Alumni bisa aktif pada berbagai bidang life skill, soft and hard skill. Alumni dapat mengambil peran sebagai pengusaha, eksekutif perusahaan, politisi, anggota legislatif, aparatur sipil negara/ASN, pendidik/Guru/dosen, dan sebagainya.

Belum lagi interaksi antar alumni. Almamater dapat menjadi fasilitator pertemuan alumni. Dalam pertemuan para alumni terjadi interaksi yang kondusif. Misalnya, ada bantuan alumni kepada alumni lain, membuka peluang usaha bersama, kolaborasi. Bisa juga peluang pekerjaan. Hal itu tentunya dengan semangat mengedepankan profesionalitas. Menggabungkan kompetensi yang dimiliki dengan kebutuhan yang ada. Kekeluargaan yang harmonis saling mendukung antar alumni menjadi kontribusi positif bagi masyarakat.

Peran itu yang membuat alumni berada dalam posisi itu sangat strategis. Penting dan mendesak sebagai salah satu pilar pengembangan almamater di masa depan. Sehingga kerja sama almamater dengan alumni melalui berbagai potensi yang ada, sangat perlu ditumbuhkembangkan.

Pimpinan dan dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (JTM UB) menangkap sinyal itu. Tentunya, peran strategis tersebut dapat lebih mantap posisinya, bekerja sama dengan Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Brawijaya (IKA TMUB).

_Ir. Djarot B. Darmadi, MT., Ph.D & Ari Wijaya, ST., MM., ASCA_

Rumah Kayu

Rumah Kayu
by Ari Wijaya, Master G-Coach, Cost Optimizer

Rumah kayu banyak jenisnya. Beberapa daerah yang pernah saya kunjungi punya keunikan masing-masing. Saya mendapati rumah kayu mirip rumah adat Jawa. Ukurannya 4 x 5 meter. Ditambah teras selebar 1 m. Kayunya tebal. Kualitas wahid. Bedanya, rumah ini ada di dalam komplek rumah. Satu kawasan. Di dalam satu komplek tersebut, ada juga beberapa kamar modern. Layaknya kamar hotel. Pun ada rumah trainernya. Ya, rumah kayu tersebut difungsikan sebagai kamar, hanya bentuk dan desain yang berbeda

Kamar ini menjadi tempat menginap peserta pelatihan.

Saya bersama teman dari Depok, Jambi, Solo, dan Jakarta dikumpulkan. Ada 6 orang. Tempat diskusi. Tempat mengerjakan assignment. Area curhat. Tentu, sebagai tempat melepas rasa kantuk.

Rekan peserta lain, menempati beberapa kamar. Beda bentuk dan luas. Kami ada 66 orang.

Ada ruang besar tempat kami sarapan. Sarapan pagi yang memanjakan lidah. Juga menambah kenyang wawasan. Karena ada diskusi. Sharing experience. Sisipan nasihat. Plus excellent hospitality yang diberikan oleh tuan rumah. Ah .. banyak lagi…

Padahal dalam juklak pelatihan, tidak ada fasilitas ini.

Apa yang disediakan sangat membantu kami. Ada banyak kemudahan, apalagi yang belum mengetahui seluk beluk Kota Malang. Dan tentu saja, cost saving. He.. he…

Saya mendapat banyak hikmah. Saya yakin rekan lainnya juga demikian.

Semoga ‘kos’ 7 hari ini, bisa menjadikan kami leader hebat di masa depan. Teringat peristiwa saat Soekarno muda yang menginap di rumah tokoh besar pada masanya, HOS Cokroaminoto. Beliau akhirnya menjadi presiden dan salah satu tokoh dunia. Bung Karno menyerap hikmah dan teladan yang diberikan oleh tuan rumah dan keluarganya. Diskusi dan belajar langsung dari sumbernya.

Sahabat ingin merasakan hal yang sama ?

Yuk.. segera mencatatkan diri sebagai peserta Grounded Leadership Coaching, Led by Coach Dr. Fahmi.

A tribute to Dr. Imam Elfahmi dan keluarga.
Terima kasih atas semuanya.

Semoga Allah azza wajalla membalasnya dengan kebaikan yang lebih banyak lagi.

Creating Powerful Influence

Creating Powerful Influence

Event ini adalah bagian dari Festival Trainer Nasional 2019 (FTN 2019) yang digagas oleh Akademi Trainer dan Ikatan Alumni Akademi Trainer. Siapa Akademi Trainer ? Ya, komunitas yang merupakan satu dari sekian banyak jalan Jamil Azzaini untuk mewujudkan Peradaban Sukses Mulia. Festival ini sebagai upaya kontribusi Alumni Akademi Trainer untuk Indonesia. Penyelenggaraannya serentak di seluruh Indonesia.

Khusus untuk Tema “Creating Powerful Influence”, akan dibawakan oleh 3 Trainer yang mempunyai reputasi nasional pada bidang masing-masing.

Andy Sukma Lubis, dikenal dengan Slide Designer. Pelatihan MSDH (Melukis Slide Dengan Hati) sudah banyak diikuti dan memikat hati ribuan orang. Hasilnya membawa pengaruh kepada jutaan manusia yang lain.

Ari Wijaya, dikenal sebagai Cost Killer. Pelatihan terkait perubahan proses bisnis yang mempengaruhi biaya. Ia adalah praktisi, penulis buku sekaligus trainer di bidang manajemen operasi/supply chain management.

Win Sukardi, dikenal sebagai Supply Chain Expert. Praktisi dan trainer nasional pada bidang manajemen kontrak, supply chain management dan juga pengadaan.

Kapan ?

SABTU, 12 Januari 2019, pukul 08.00-12.00 WIB

Venue ?

NHO Lounge, Graha Elnusa Lt. 2, Jl. TB. Simatupang Kav 1B, Cilandak, Jakarta Selatan 12560

Sayang apabila event setahun sekali ini dilewatkan begitu saja.

Sayyid Quthb pernah berkata :

“Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala. Tapi, satu tulisan mampu menembus ribuan dan bahkan jutaan kepala”

Mau ?

Silakan melakukan registrasi dengan klik : http://bit.ly/FTNwithWINARI

Terima kasih.

Sampai jumpa . . .

 

Siapa ERSA ?

Pas buku saya terbit, ada pertanyaan yang diajukan. Banyak juga yang justru bukan tentang isi buku. Tapi sosok penerbitnya. Ya, di pojok kanan buku baru saya, tertulis besar, ERSA. Itu nama penerbit.

Sembari leyeh-leyeh di ruang tunggu Bandara Adi Sutjipto, saya tergerak untuk sedikit menceritakannya.

Ersa itu kepanjangan dari Erik Salman. Nama salah satu alumni Universitas Brawijaya, almamater saya. Tepatnya, seorang insinyur sipil. Ia satu dari 5 orang pencetus lahirnya ICMI. Lima orang tokoh mahasiswa itu bersama saya dan teman-teman lain, 50 mahasiswa Teknik Univeristas Brawjaya pernah bahu membahu mengumpulkan pada cendekiawan muslim pada tahun 1990 di Malang, Jawa Timur. Pada akhir acara itu, dibentuklah ICMI, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia. Organisasi besar yang berusaha memberikan kontribusi positif  bagi peradaban baru di Indonesia. Terlepas dari pasang surutnya, ICMI pernah dan masih mewarnai Indonesia.

Mas Erik, begitu saya memanggilnya, wafat diusia muda. Saat masa produktifnya, ia dipanggil keharibaanNYA. Ia bersama 3 orang sahabat lainnya, terlibat kecelakaan lalu lintas di Mantingan, Ngawi. Dua puluh tahun lalu.

Kami sepakat mengenang dan merawat semangatnya dengan membuat Yayasan Erik Salman. Salah satu aktivitasnya adalah menerbitkan buku-buku yang menginspirasi banyak orang. Juga mendirikan dan mengembangkan Sekolah Salman Al Farisi yang dikomandoi oleh Awang Surya. Sekolah itu akan dikembangkan lebih luas jangkauannya. Sebelumnya hanya mendidik PAUD dan TK di area Cileungsi, Bogor. Kami punya rencana mendirikan sekolah dasar hingga sekolah menengah.

Itulah asal muasal ERSA. Semoga menjawab sedikit rasa penasaran.

Masih kecil kontribusi kami, tapi insya Allah berupaya membesar.

Tangan kami kecil dan sedikit, saya yakin akan jauh lebih berdampak ketika sahabat semua berkenan membantu.

Mau bersama berkarya bersama kami ?

Bisa japri saya : 08111661766 atau melalui Mas Awang Surya : 085779917492

Kirim salah hormat juga untuk 4 pencetus lainnya  #alimundakir #mochammadzaenuri #Awangsurya #muhammadiqbal

Memberi Makan

Hari raya kali ini penuh warna. Ada daerah yang merayakan dengan segala keterbatasan. Lombok salah satu contohnya. Namun, tetap banyak hikmah didapat. Beberapa teman yang terjun langsung menjadi relawan memberikan kesaksian beragam. Semoga rehabilitasi dan rekonstruksi segera dilakukan. Doa dan dukungan kami, agar Lombok, salah satu lumbung pangan nasional, pulih kembali roda ekonominya dengan segera.

Kegembiraan dan kesedihan juga tejadi di wilayah yang hanya 14 KM dari ibukota. Tak jauh. Itu wilayah tempat saya bermukim.

Kegembiraan karena hari raya ini meleburkan perbedaan. Banyak warga yang sebelumnya tidak kenal, beda pandangan politik, membaur bahu membahu menjadi relawan penyembelihan hingga pendistribusian daging qurban. Makan siang bersama juga jadi momen yang tak terlupakan.

Kesedihan juga masih tersisa. Masih banyak warga yang antri mengular. Tak henti berharap. Padahal, mereka tidak mendapat kupon penukaran daging hewan qurban. Ini tak lain, karena memang keterbatasan kami. Jumlah pequrban dengan penerima masih jauh lebih sedikit. Dagingnya masih belum surplus. Cermin masih banyak masyarakat yang belum membaik ekonominya. Tantangan tersendiri. Jangankan makan daging, makan sehari-hari saja mereka juga masih harus berjibaku mendapatkannya.

Tapi setidaknya perayaan ini mendongkrak sedikit konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia. Meski itu masih sangat minim. Menurut hasil penelitian IPB pada tahun 2017, tingkat konsumsi daging Indonesia masih rendah, yakni 11,6 kilogram per kapita per tahun. Peringkat Indonesia masih jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia (52,3 kg), Filipina (33 kg) dan Thailand (25,8 kg). Sebagai pembanding, tingkat konsumsi daging di negara maju jauh lebih tinggi. Amerika Serikat, 120 kg per kapita per tahun. Sedangkan Australia, 111 kg.

Rasa syukur tetap kami panjatkan. Hari Tasyrik, 3 hari setelah hari raya, saat dilarangnya berpuasa. Peluang untuk memberi asupan protein hewani menjadi lebih luas dan lebih lama. Karena ada yang baru melaksanakan prosesi pada Hari Tasyrik. Ada asap ngebul lagi.  Nyate. Semerbak bau sedapnya kuah kari.  Oseng mercon (baca : sangat pedas!). Makan-makan lagi.

Tak jarang, ada komunitas yang menyediakannya hingga siap santap. Indahnya berbagi. Saya yakin ikhtiar memberi makan sebagai bentuk melestarikan dan melaknasakan nasihat Nabi Muhammad SAW.

“Perbuatan apa yang terbaik di dalam agama Islam? Maka Rasul menjawab : yaitu kamu memberi makan kepada orang lain, dan kamu mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.”

(HR. Bukhari)

Mau ?

Mari bergabung bersama kami :

Sabtu, 25 Agustus 2018, pukul 19.30 WIB hingga selesai di Masjid Ar Ridho, Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15422